Ribut gegara Minyak, Arab Saudi Berniat Akhiri Ketegangan dengan AS

AS geram karena Saudi pangkas produksi minyak 

Tangerang Selatan, IDN Times - Pemerintah Arab Saudi berniat meredakan ketegangan dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu dikonfirmasi Menteri Investasi Kerajaan pada Selasa (26/10/2022) usai muncul perselisihan terkait produksi minyak.

Pada awal Oktober, Aliansi OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi memutuskan untuk memangkas target produksi minyak. Hal itu membuat Riyadh-Washington terlibat saling sindir, hingga membuat para eksekutif bisnis AS menarik diri menjelang digelarnya forum Future Investment Initiative (FII).

1. Arab Saudi ingin menjaga hubungan dengan AS yang telah berjalan 75 tahun

Melansir MEMO, perselisihan itu juga memperburuk ketegangan yang dimulai sejak Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyoroti kasus pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi oleh agen Saudi pada tahun 2018. Adapun Faktor lainnya yakni berkembangnya hubungan Riyadh bersama China dan Rusia.

"Jika Anda melihat hubungan dengan sisi masyarakat, sisi perusahaan, sistem pendidikan, Anda melihat institusi kami bekerja bersama; kami sangat dekat dan kami akan mengatasi pertengkaran baru-baru ini yang saya pikir tidak beralasan," ujar Menteri Investasi Saudi, Khalid Al-Falih.

Selain menegaskan solidaritas Arab Saudi-AS sebagai sekutu jangka panjang, Kementerian itu juga menyoroti kemitraan terkuat mereka di Asia, termasuk China yang merupakan importir hidrokarbon terbesar untuk Riyadh.

Seperti tahun sebelumnya, forum tiga hari FII yang dimulai pada hari Selasa itu melihat partisipasi besar dari Wall Street, serta industri lain yang memiliki kepentingan strategis di Arab Saudi.

Dalam pertemuan tersebut, kepala eksekutif JP Morgan Chase & Co, Jamie Dimon meyakini bahwa Saudi-AS akan menjaga hubungannya yang telah berjalan 75 tahun.

"Saya tidak bisa membayangkan sekutu menyetujui segalanya dan tidak memiliki masalah mereka akan menyelesaikannya," kata Dimon.

Baca Juga: Raja Salman Tunjuk Pangeran MBS Jadi Perdana Menteri Arab Saudi 

2. MBS ingin ciptakan industri baru selain dari minyak 

FII merupakan pameran bagi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk mensukseskan visi pengembangan 2030, dimana Arab Saudi ingin menciptakan industri baru selain dari minyak. Rencana itu diprediksi akan menciptakan jutaan lapangan kerja, memikat modal dan bakat dari asing.

Tidak ada pejabat administrasi Biden yang terlihat di forum tersebut. Hanya ada Jared Kushner selaku eks ajudan senior Presiden Donald Trump. Dirinya masih menjalankan hubungan baik dengan pangeran MBS.

Setelah Trump selesai menjabat, Pemerintah Saudi menginvestasikan $2 miliar (sekitar Rp31 triliun) kepada perusahaan yang didirikan oleh Kushner.

3. FII 2022 Arab Saudi telah menarik 7.000 delegasi   

Melansir Al Arabiya, pihak penyelenggara FII melaporkan bahwa edisi tahun ini telah menarik 7.000 delegasi. Lebih banyak dari tahun lalu yang berkisar 3.000 orang.  

Ketika FII pertama kalinya digelar pada tahun 2017, forum itu sempat dirusak oleh boikot Barat atas pembunuhan Khashoggi oleh agen Saudi. Kondisi itu akhirnya membaik pada tahun berikutnya dan mampu menarik para pemimpin dan pebisnis lainnya yang memiliki kepentingan strategis di Arab Saudi.

Baca Juga: RI-Arab Saudi 'Putar Otak' Bangun Pariwisata Berkelanjutan

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya