AS Desak Dewan Keamanan PBB Kutuk Peluncuran Rudal Korea Utara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, pada Selasa (21/2/2023), mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengutuk Korea Utara (Korut) yang baru-baru ini meluncurkan sejumlah rudal nuklir.
Dalam rapat darurat DK PBB, Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan, Washington akan mengusulkan pernyataan presiden. Menurutnya, 15 anggota dewan harus sepakat mengutuk peluncuran rudal agar Korut mematuhi sanksi dewan.
Melansir Associated Press, pernyataan resmi presiden dewan bisa terwujud apabila memperoleh dukungan semua anggotanya, termasuk dari China dan Rusia yang merupakan sekutu Korut.
1. China dan Rusia salahkan AS imbas tindakan provokatif terhadap Korut
Thomas-Greenfield mengatakan, AS mengutuk tindakan Korut yang meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek pada Senin (20/2/2023). Peluncuran itu dinilai merusak perdamaian dan keamanan internasional.
Namun, China dan Rusia menyebut bahwa langkah yang dibutuhkan saat ini adalah pembicaraan antara AS dan Korut. Beijing dan Moskow mengatakan, Washington harus mengurangi latihan militer dan melonggarkan sanksinya terhadap Pyongyang.
Wakil Duta Besar China untuk PBB, Dai Bing, mengatakan peningkatan latihan militer gabungan AS-Korsel serta kunjungan petinggi NATO ke Seoul dan Tokyo merupakan tindakan yang sangat provokatif terhadap Korut.
“Karena AS telah berulang kali menyatakan kesediaannya untuk berdialog tanpa syarat dengan DPRK (nama resmi Korut), AS harus mengambil langkah nyata untuk memulai dan memelihara dialog,” kata Bing kepada dewan.
“Mengejar secara eksklusif dan menumpuk sanksi hanya akan menemui jalan buntu,” sambungnya.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Rusia Dmitry Polyansky mengatakan, peluncuran rudal terbaru oleh Korut merupakan respons terhadap manuver militer AS di semenanjung Korea yang bersifat anti-Pyongyang.
Editor’s picks
Baca Juga: Tembak Rudal Lagi, Korut Ancam Ubah Pasifik Jadi Lapangan Tembak Rudal
2. Jepang ingin DK PBB bergerak untuk menindak Korut
Duta Besar Jepang untuk PBB, Kimihiro Ishikane, mengatakan bahwa Rudal Balistik Antarbenua (ICBM) Korut jatuh di zona ekonomi eksklusif-nya pada Minggu (19/2/2023). Menurutnya, itu adalah intimidasi serta ancaman yang membahayakan kapal dan pesawat.
“Saya berasumsi kita semua bisa membayangkan betapa menakutkannya melihat rudal terbang ke arah Anda,” ujar Ishikane kepada dewan.
Ishikane menambahkan, sikap diam DK PBB terhadap Korut hanya akan mendorong para pelanggar aturan untuk bersikap sesuka mereka.
3. Sebelas negara kutuk peluncuran rudal Korut
Setelah pertemuan antardewan, Thomas Greenfield yang mewakili keputusan 11 negara dewan menyatakan, mengutuk keras peluncuran rudal terbaru Korut. Dia pun mendesak anggota lainnya untuk mengikuti langkah tersebut.
Sebelas negara yang dimaksud adalah Albania, Ekuador, Malta, Mozambik, Uni Emirat Arab, Swiss, Perancis, Jepang, Inggris, AS dan Korea Selatan, yang tetap berkomitmen penuh untuk diplomasi serta meminta Korut untuk kembali berdialog.
“Tapi kami tidak akan tinggal diam karena DPRK meningkatkan kemampuan nuklir dan misilnya yang melanggar hukum, mengancam perdamaian dan keamanan internasional,” kata pernyataan mereka, dilansir ABC 17 News.
Baca Juga: Tembak Rudal Antarbenua Lagi, Korut: Kami Pantau Pergerakan Musuh!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.