China Agresif di Indo-Pasifik, RI-AS Gelar Latihan Militer Gabungan

5 ribuan tentara gabungan Super Garuda Shield 2022

Tangerang Selatan, IDN Times - Lebih dari 5 ribu tentara dari RI, Amerika Serikat (AS) dan negara lainnya menggelar latihan tempur di Sumatra selatan. Latihan gabungan itu menandakan adanya ikatan yang lebih kuat, di tengah meningkatnya aktivitas maritim oleh China di kawasan Indo-Pasifik.

Pelatihan militer “Garuda Shield” merupakan ajang tahunan yang telah berlangsung sejak 2009. Adapun bertambahnya partisipan dari Australia dan Jepang membuat gelaran itu jadi paling terbesar dan memiliki istilah baru yakni “Super Garuda Shield 2022”.

Baca Juga: China Umumkan Operasi Militer setelah Nancy Pelosi Tiba di Taiwan

1. Latihan dirancang untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik menjadi lebih bebas dan terbuka  

Melalui pernyataan kedutaan AS di Jakarta, latihan yang dimulai pada Rabu (3/8/2022), dirancang untuk memperkuat interoperabilitas, kemampuan, kepercayaan dan kerja sama dalam mendukung Indo-Pasifik yang bebas serta terbuka, dikutip dari Al Jazeera.

“Ini adalah simbol ikatan AS-Indonesia dan hubungan yang berkembang antara pasukan darat di wilayah yang penting ini, karena pasukan darat adalah perekat yang menyatukan arsitektur keamanan kawasan.” kata Charles Flynn, Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Pasifik.

Upacara pembukaan dipimpin oleh Flynn dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Baturaja Provinsi Sumatra Selatan. Latihan yang terdiri dari angkatan darat, laut, dan udara tersebut berlangsung hingga 14 Agustus.

“Dulu hanya latihan bilateral, tapi sekarang kita melihat gerakan ke multilateralisme yang melibatkan negara lain, tidak hanya sebagai pengamat tetapi juga sebagai peserta,” kata Jessica Washington, jurnalis Al Jazeera.

Flynn mencatat bahwa latihan tersebut berlangsung di wilayah yang paling penting, serta pada waktu yang paling penting. “Meskipun ini mungkin Super Garuda Shield, mereka berharap iterasi di masa depan akan lebih signifikan,” tambahnya.

Baca Juga: ASEAN dan China Kembali Bahas Laut China Selatan 

2. Latihan dilakukan setelah China umumkan operasi militer  

Latihan militer RI-AS diselenggarakan setelah kementerian pertahanan China mengatakan, pihaknya akan melakukan serangkaian “operasi militer yang ditargetkan”, dalam merespons kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. China juga semakin tegas mengklaim hampir keseluruhan Laut China Selatan merupakan bagian wilayahnya, dikutip dari Associated Press.

Dalam lima tahun terakhir, ada peningkatan penyadapan yang dilakukan pesawat dan kapal China kepada pasukan AS dan mitranya di kawasan Pasifik. Sejumlah interaksi yang tidak aman telah meningkat dengan proporsi yang serupa, Kata Jendral AS Mark Milley selaku Kepala Staf Gabungan.

“Pesannya adalah militer China, di udara dan di laut, telah menjadi lebih agresif secara signifikan di wilayah ini,” kata Milley bulan lalu selama perjalanan ke Indo-Pasifik, yans sekaligus singgah di Indonesia.

Milley mengatakan, Indonesia sudah sejak lama menjadi mitra utama AS, posisi wilayahnya juga tergolong strategis dan sangat penting.  Awal tahun ini, AS menyetujui penjualan jet tempur canggih ke Indonesia. Desember lalu, Menteri Luar Negeri Anthony Blinken menandatangani perjanjian untuk meningkatkan latihan gabungan angkatan laut AS dan RI.

Sementara itu, RI masih jalani hubungan positif dengan China. Meskipun sebelumnya Istana Kepresidenan menyatakan keprihatinannya atas Beijing, yang mengklaim hampir seluruh wilayah zona ekonomi eksklusif di wilayah Laut China Selatan.

Baca Juga: Filipina Kecam Manuver Kapal China di Laut China Selatan

3. China tuduh AS membangun aliansi Indo-Pasifik layaknya NATO untuk provokasi  

Melansir Al Jazeera, latihan yang diselenggarakan tersebut bisa dipandang sebagai ancaman oleh China. Media pemerintah Beijing menuduh AS membangun aliansi seperti NATO di Indo-pasifik, sebagai sarana untuk memprovokasikan konflik secara sengaja.

Pasukan Ground Self-Defence dari Jepang, pertama kalinya ikut berpartisipasi dalam latihan tersebut, sekaligus mengatakan bahwa pihaknya mempromosikan visi keamanan dan perdagangan yang “bebas dan terbuka” dengan AS dan negara demokrasi lainnya di kawasan Indo-Pasifik.

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya