Eks Presiden Rusia: Kami Punya Hak untuk Gunakan Senjata Nuklir!

Putin sebut ancaman nuklir bukan gertakan sambal

Tangerang Selatan, IDN Times - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, pada Selasa (27/9/2022), mengatakan bahwa negaranya memiliki hak untuk mempertahankan diri menggunakan senjata nuklir. Dia juga menambahkan, skenario tersebut bukanlah suatu gertakan.

"Mari kita bayangkan bahwa Rusia dipaksa untuk menggunakan senjata yang paling menakutkan melawan rezim Ukraina yang telah melakukan tindakan agresi skala besar, yang berbahaya bagi keberadaan negara kita," kata Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia.

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer pertamanya sejak Perang Dunia ke-II. Hal itu untuk melancarkan rencananya mencaplok wilayah Ukraina. Dia juga memperingatkan pihak Barat bahwa pengumuman penggunaan nuklir bukan suatu gertakan.

1. Senjata nuklir bisa digunakan dalam kasus tertentu

Pernyataan Medvedev muncul ketika Rusia bersiap untuk merebut sebagian besar wilayah Ukraina, tepatnya setelah munculnya agenda referendum di wilayah yang dikuasai negaranya. 

Washington belum membuat rencana detail apabila Putin memerintahkan penggunaan senjata nuklir. Meski begitu, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan sempat mengatakan, Washington akan menanggapi ancaman nuklir dengan tegas apabila Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina. Dia juga mengingatkan bahwa akan ada konsekuensi bencana yang bakal dihadapi Moskow.

Para diplomat mengatakan, Putin mencoba menakut-nakuti Barat melalui pernyataan penggunaan senjata nuklir taktis. Hal itu untuk mengurangi dukungan barat terhadap Ukraina. 

"Saya harus mengingatkan Anda lagi, untuk telinga tuli yang hanya mendengar diri mereka sendiri. Rusia memiliki hak untuk menggunakan senjata nuklir jika perlu," kata Medvedev, menambahkan bahwa serangan itu akan dilakukan dalam kasus yang telah ditentukan dan sesuai dengan kebijakan negara. 

Baca Juga: Presiden Zelenskyy: Ancaman Nuklir Rusia Semakin Nyata di Ukraina

2. AS dan Rusia memiliki hulu ledak nuklir terbanyak di Dunia

Melansir Reuters, sekitar 90 persen hulu ledak nuklir di dunia dikuasai oleh Rusia dan AS. Keduanya merupakan negara yang memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Senjata nuklir taktis biasanya memiliki daya ledak yang jauh lebih kecil daripada hulu ledak nuklir strategis besar, yang dimiliki oleh Rusia dan AS di masing-masing kota besar.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki sebesar 5.977 hulu ledak nuklir dan AS memiliki 5.428 hulu ledak. Sementara China memiliki 350, Prancis 290, dan Inggris 225.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Medvedev berulang kali mengungkit ancaman terhadap kekacauan serangan nuklir dan menggunakan penghinaan untuk menggambarkan pihak barat.

3. Medvedev yakin NATO enggan ikut campur apabila opsi serangan nuklir digunakan  

Ketika berandai-andai mengenai serangan nuklir ke Ukraina, Medvedev mengatakan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak akan terlibat dalam situasi seperti itu.

"Saya percaya bahwa NATO tidak akan secara langsung ikut campur dalam konflik bahkan dalam skenario ini, para demagog di seberang lautan dan di Eropa tidak akan mati dalam kiamat nuklir," kata Medvedev, dikutip dari WHBL.

Baca Juga: Tolak Berangkat Perang di Ukraina, Warga Rusia Tembak Perwira Militer

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya