Kapal Migran Terbalik di Perairan Lebanon, 2 Orang Tewas  

Kapal mengangkut sekitar 200 migran dan pengungsi

Jakarta, IDN Times - Tentara Lebanon, pada Senin (1/1/2023), melaporkan kapal pengangkut migran dan pengungsi terbalik di lepas pantai Lebanon. Akibatnya dua penumpang, termasuk seorang anak, dinyatakan tewas dan 232 lainnya berhasil diselamatkan.

Dilansir Al Jazeera, terdapat tiga kapal angkatan laut dan sebuah kapal dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang terlibat dalam operasi penyelamatan. Kapal pengungsi itu tenggelam di sebelah utara dari Ibu Kota Beirut.

1. Korban tewas termasuk seorang anak dari Suriah  

Kapal Migran Terbalik di Perairan Lebanon, 2 Orang Tewas  Ilustrasi kamp pengungsi (pixabay.com/David Mark)

Menurut laporan warga Tripoli, penumpang kapal terdiri dari pria, wanita dan anak-anak dari Lebanon, Suriah, dan Palestina. Mereka berangkat dari Lebanon utara pada Jumat (30/12/2022) tengah malam waktu setempat.

Beberapa warga Tripoli, yang berhubungan dengan para penyintas, mengatakan bahwa dua korban tewas adalah seorang anak dan wanita. Keduanya merupakan pengungsi asal Suriah.

Sebelumnya, tentara Lebanon mengatakan, patroli angkatan laut telah dikirim untuk menyelamatkan kapal tersebut. Mereka diklaim sebagai orang-orang yang berusaha meninggalkan perairan Lebanon secara ilegal.

Dalam pernyataan UNIFIL, pihaknya mengakui terlibat dalam operasi penyelamatan angkatan laut Lebanon di antara perairan Lebanon dan Libya. Kapal itu disebut dalam keadaan darurat, di mana terdapat banyak penumpang di dalamnya. 

Adapun lusinan kerabat dari korban yang selamat itu terlihat menunggu di pelabuhan Tripoli, ujar laporan AFP.

Baca Juga: Militer Irlandia di Lebanon Tewas Digeruduk Warga Lokal

2. Krisis ekonomi di Lebanon jadi faktor maraknya penyeberangan ilegal  

Sebagai informasi, Lebanon mengalami krisis ekonomi hampir 3 tahun. Negara itu juga menjadi tempat penampungan para pengungsi Suriah yang kabur akibat perang sipil.

Kala itu, Lebanon hanyalah akses bagi keberangkatan para migran dan pengungsi asing. Namun, krisis ekonomi membuat warga Lebanon menjadi seperti para pengungsi Suriah dan Palestina, yang ingin pergi melalui jalur laut yang berbahaya.

“Kita tidak bisa lagi tinggal di negara ini atau Suriah,” ujar Younes Jomaa, warga Suriah yang berasal dari Idlib dan saudara dari salah satu pengungsi yang diselamatkan, dikutip dari Middle East Eye.

Adapun para pengungsi dan migran di Lebanon itu termasuk di antara jutaan orang Suriah, yang kabur selama lebih dari satu dekade akibat perang sipil.

“Saya telah merencanakan untuk pergi dengan saudara laki-laki saya, tetapi tidak dapat mengumpulkan cukup uang,” kata Jomaa, menambahkan bahwa saudara laki-lakinya telah berhutang untuk membiayai perjalanannya, dilansir dari Middle East Eye.

3. Sebanyak 186 warga Lebanon melakukan penyeberangan ilegal 

Kapal Migran Terbalik di Perairan Lebanon, 2 Orang Tewas  Ilustrasi kapal pengungsi (pixabay.com/David Mark)

Kejadian serupa pernah terjadi pada September 2022, saat kapal yang mengangkut sekitar 100 migran tenggelam di lepas pantai Suriah usai berangkat dari Lebanon. Itu merupakan insiden paling mematikan dalam sejarah penyeberangan ilegal.

Sejauh ini, para migran dan pengungsi yang berangkat dari Lebanon menuju Eropa itu memiliki tujuan utama, yaitu tiba ke Siprus. Negara itu hanya berjarak 175 kilometer dari Lebanon utara.

Badan pengungsi PBB mengatakan, setidaknya 1.570 orang, termasuk 186 warga negara Lebanon telah melakukan penyebrangan laut secara ilegal dari Lebanon utara antara Januari dan November 2021. 

Baca Juga: Tokoh Oposisi Saudi, Manea al-Yami, Tewas Ditikam di Lebanon 

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya