Ketua DPR AS Nancy Pelosi Akan Kunjungi Armenia usai Bentrokan Mereda

200 pasukan tewas akibat konflik Armenia-Azerbaijan 

Sumber Rujukan;

https://apnews.com/article/russia-ukraine-Azerbaijan-Baku-Armenia-719a56510651d0ac74d97722a9761d92

https://www.reuters.com/world/us-speaker-pelosi-ukraine-war-must-be-won-russia-held-accountable-2022-09-16/

—----------

Tangerang Selatan, IDN Times - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, akan mengunjungi Armenia akhir pekan nanti. Kunjungan itu dilakukan setelah meredanya konflik di perbatasan Azerbaijan-Armenia, yang telah menewaskan lebih dari 200 pasukan.

Hal itu disampaikan Pelosi saat berada di Berlin untuk G7 Speaker Summit, pada Jumat (16/9/2022). Dia mengatakan akan ke ibu kota Armenia, Yerevan bersama anggota Kongres partai Demokrat yakni Jackie Speier, yang merupakan keturunan Armenia. 

Meski demikian, ketua DPR itu enggan untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang perjalanan itu. Dirinya mengatakan bahwa anggota Kongres yang bepergian “tidak suka menjadi target”.

“Bagaimana pun, ini semua tentang hak asasi manusia dan menghormati martabat dan nilai setiap orang,” katanya.

Baca Juga: Konflik Azerbaijan-Armenia Berlanjut, Kini Menewaskan 155 Tentara 

1. Situasi terkini konflik Armenia-Azerbaijan, mereda usai gencatan senjata diberlakukan 

Ketua DPR AS Nancy Pelosi Akan Kunjungi Armenia usai Bentrokan MeredaIlustrasi perang (pixabay.com/WikiImages)

Melansir AP, Kementerian Pertahanan Armenia melaporkan situasi di perbatasan Nagorno-Karabakh telah mereda usai adanya gencatan senjata, yang mulai berlaku pada Rabu (14/9/2022) pukul 8 malam waktu setempat.

Deklarasi gencatan senjata itu menyusul dua hari pertempuran sengit yang menandai pecahnya permusuhan terbesar dalam hampir dua tahun. Kedua pihak terlihat saling menyalahkan atas penembakan itu. 

Pihak Armenia menuduh Baku melakukan agresi yang tidak beralasan, sedangkan pejabat Azerbaijan mengatakan bahwa negaranya harus menanggapi adanya serangan dari negara tetangganya.

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan melaporkan, setidaknya 135 tentara Armenia tewas akibat pertempuran itu. Sedangkan Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada Jumat, mengatakan 77 pasukan mereka telah gugur. 

Kepala Staf Umum angkatan bersenjata Armenia, Edvard Asryan mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan telah melaju sejauh 7,5 kilometer menuju sebuah resor spa di dekat kota Jermuk, Armenia selatan.

Asryan menambahkan, pasukan Azerbaijan juga pergi sejauh 1-2 kilometer ke wilayah Armenia di dekat desa Nerkin Hand, tepatnya di provinsi Syunik, dan desa Shorja di provinsi Gegharkunik. Dia mencatat bahwa tentara Baku masih menetap di wilayah tersebut.

Kedua negara pecahan Uni Soviet itu telah dilanda konflik sejak puluhan tahun lalu, yang dikenal sebagai perseteruan Nagorno-Karabakh. Wilayah itu merupakan bagian dari Azerbaijan, yang berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia, yang juga didukung oleh Armenia, semenjak perang separatis disana berakhir pada 1994.

Pada 2020, Azerbaijan merebut kembali Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya, yang juga dikuasai oleh Pasukan Armenia. Sengketa wilayah itu telah menewaskan lebih dari 6.700 orang dan berakhir damai atas mediasi oleh Rusia. Dalam kesepakatan itu, Moskow bertugas untuk menjaga perdamaian dengan mengerahkan sekitar 2 ribu tentaranya ke wilayah tersebut. 

Baca Juga: Militer Nagorno-Karabakh Sebut Azerbaijan Serang Teritorinya

2. Armenia minta bantuan Rusia untuk meredakan konflik Nagorno-Karabakh 

Pashinyan dikabarkan menelpon Presiden Rusia Vladimir Putin dan meminta dukungan militer Rusia. Bantuan itu melalui perjanjian persahabatan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, yang dipimpin oleh Moskow. 

Permohonan bantuan dari Yerevan membuat Kremlin dalam posisi genting. Mereka berusaha mempertahankan hubungannya dengan Armenia, yang wilayahnya dijadikan pangkalan militer Rusia. Di sisi lain, Moskow juga tengah mempererat hubungannya dengan Azerbaijan yang kaya sumber energi.

Putin dijadwalkan bertemu dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di kota Samarkand, Uzbekistan. Dirinya juga akan melakukan diskusi bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang sangat mendukung Azerbaijan.

Saat KTT berlangsung, Aliyev menuduh Armenia melakukan “provokasi militer skala besar”. Langkah ini dianggap berusaha menggagalkan upaya untuk merundingkan perjanjian damai.

“Provokasi Armenia telah memberikan pukulan berat bagi proses normalisasi hubungan antara negara kami,” kata Aliyev, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Putin Turun Tangan Redakan Konflik Armenia-Azerbaijan yang Memanas

3. PM Armenia dituduh melakukan makar karena berpihak kepada Azerbaijan  

Di hadapan anggota parlemen, Pashinyan mengatakan bahwa Armenia siap untuk mengakui integritas teritorial Azerbaijan melalui perjanjian damai di masa depan. Syaratnya, mereka harus melepaskan kendali atas wilayah-wilayah di Armenia, yang telah direbut pasukannya.

Meski begitu, oposisi menganggap pernyataan tersebut sebagai tanda kesiapan Pashinyan untuk mengakui kedaulatan Azerbaijan termasuk Nagorno-Karabakh. Alhasil, ribuan pengunjuk rasa mengamuk dan mengepung gedung pemerintah dan parlemen selama dua hari terakhir.

Warga menganggap perdana menteri itu melakukan makar. Protes juga muncul di sejumlah kota Armenia lainnya.

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya