Putin Desak Miliarder Rusia Berinvestasi untuk Hadapi Sanksi Ekonomi 

Putin minta tidak ada pebisnis yang sembunyikan aset di luar

Jakarta, IDN Times - Presiden Vladimir Putin, pada Kamis (16/3/2023), mendesak para miliarder Rusia berinvestasi di dalam negeri. Hal itu untuk menopang perekonomian Negara Beruang Merah dalam menghadapi sanksi Barat.

Berbicara di depan sejumlah elite pebisnis Rusia, Putin mengatakan peran mereka bukan hanya sekadar menghasilkan uang, melainkan untuk mendukung kehidupan masyarakat.

"Pengusaha yang bertanggung jawab adalah warga negara Rusia yang sebenarnya, warga negaranya, warga negara yang memahami dan bertindak untuk kepentingannya," kata Putin, dilansir Street Insider.

1. Putin ingin miliarder Rusia tidak bergantung pada asing 

Putin Desak Miliarder Rusia Berinvestasi untuk Hadapi Sanksi Ekonomi Ilustrasi bendera negara anggota Uni Eropa (unsplash.com/Antoine Schibler)

Melansir Reuters, Putin menyinggung para miliarder Rusia yang menyimpan aset di luar negeri. Dia pun mendesak elite bisnis untuk tidak bergantung dengan asing.

"Dia tidak menyembunyikan aset di luar negeri, tetapi mendaftarkan perusahaan di sini, di negara kita, dan tidak bergantung pada otoritas asing," ujar Putin.

Diketahui, miliarder Rusia yang hadir dalam pertemuan itu adalah Oleg Deripaska, Vladimir Potanin, Khan Jerman, Alexei Mordashov, Viktor Rashnikov, Andrey Melnichenko dan Dmitry Mazepin. Mereka berbisnis di berbagai bidang, mulai dari logam, pupuk, hingga perbankan. 

Putin ingin mendengar pandangan mereka soal bagaimana membangun ekonomi Rusia yang lebih dinamis untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. 

Baca Juga: Polandia Klaim Berhasil Ungkap Jaringan Mata-mata Rusia di Negaranya

2. Para elite bisnis Rusia didesak tunjukkan patriotisme

Putin Desak Miliarder Rusia Berinvestasi untuk Hadapi Sanksi Ekonomi Ilustrasi bendera Rusia (pixabay.com/IGORN)

Meskipun pidatonya disambut tepuk tangan meriah, Putin menekankan mereka untuk tidak hanya memikirkan keuntungan pribadi, tapi juga memikirkan kebutuhan negara.

Pertemuan dengan para taipan pernah terjadi di awal-awal perang. Saat itu, Putin mengatakan bahwa Rusia tidak ada pilihan selain meluncurkan pasukannya ke Ukraina.

Diketahui, perang di Ukraina membuat konglomerat Rusia terkena imbasnya. Bulan lalu, Putin mengatakan di depan para pebisnis bahwa warga biasa tidak bersimpati atas penyitaan yacht dan istana milik mereka, yang dilakukan oleh Barat.

3. Sanksi negara-negara Barat untuk jatuhkan Rusia diklaim gagal 

Putin mengatakan upaya Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia lewat sanksi telah gagal. Meski begitu, dia mengaku bahwa Moskow harus bertindak.

"Saya sangat memahami ancaman yang sedang terjadi dan apa yang dikatakan para simpatisan kepada kami, mengatakan bahwa Rusia akan memiliki masalah dalam jangka menengah. Ya, ini adalah ancaman yang harus kita ingat," katanya.

"Saya mendesak Anda untuk tidak menunggu konsekuensi negatif dari jangka menengah ini datang. Anda harus bertindak sekarang," sambung dia.

Rusia mengandalkan sebagian besar ekonominya untuk bertahan dalam perang di Ukraina. Hal itu terlihat ketika industri pertahanan bekerja sepanjang waktu guna meningkatkan produksi senjata, amunisi, dan peralatan lainnya.

Baca Juga: Kelompok Pro-Rusia di Georgia Bakar Bendera Uni Eropa

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya