Rusia Desak Negara Anggota PBB Menolak Resolusi soal Perang Ukraina

Majelis Umum PBB akan gelar voting tanggapi perang Ukraina 

Jakarta, IDN Times - Rusia mendesak negara-negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menentang resolusi yang dinilai tidak seimbang dan anti-Rusia melalui pemungutan suara di Majelis Umum PBB. 

Jelang satu tahun perang Rusia-Ukraina, Majelis Umum PBB akan mengadakan pemungutan suara pada akhir pekan ini untuk draf resolusi. Hal itu demi mendorong perdamaian sesuai piagam PBB. 

1. Rusia keberatan dengan isi draf resolusi karena tidak ada negosiasi  

Rusia Desak Negara Anggota PBB Menolak Resolusi soal Perang UkrainaIlustrasi bendera Rusia (pixabay.com/IGORN)

Dilansir Reuters, Ukraina dan sekutunya berharap agar Rusia semakin terisolasi secara diplomatik. Mereka diperkirakan mengincar dukungan dari hampir tiga perempat dari 193 anggota untuk menyamai hasil voting seperti resolusi tahun lalu.

Dalam draf resolusi terbaru, Majelis Umum diminta untuk menuntut Rusia agar menarik pasukannya dari Ukraina dan menyerukan penghentian permusuhan. Diketahui, resolusi Majelis Umum tidak mengikat, namun hasilnya memiliki bobot politik.

Duta besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan bahwa isi rancangan itu tidak menyertakan negosiasi dan menunjukan sikap anti-Rusia.

“Bahkan penghentian permusuhan tanpa insentif yang jelas untuk negosiasi yang berarti serta memperbaiki masalah yang mengarah pada krisis tidak akan membawa solusi jangka panjang,” tulis Nebenzia, dalam surat kepada negara-negara anggota PBB pada Senin (20/2/2023).

"Tidak disebutkan 'dialog' atau 'negosiasi', jika teks tetap tidak seimbang dan anti-Rusia seperti sekarang, kami meminta negara-negara anggota untuk menentangnya," sambung dia.

Proposal perdamaian itu merupakan usulan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang dibuat pada tahun lalu. Dia menyerukan untuk pemulihan integritas teritorial dan menuntut Rusia agar kembali bertindak sesuai piagam PBB.

Adapun isi proposal oleh Zelenskyy itu termasuk menuntut Rusia menarik pasukannya dan menghentikan permusuhan.

Baca Juga: Vladimir Putin: Rusia Bukan Melawan Ukraina, Tapi Elite Barat

2. Belarus ingin draf resolusi diamandemen  

Rusia Desak Negara Anggota PBB Menolak Resolusi soal Perang UkrainaPresiden Belarus, Aleksandr Lukashenko (kiri) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (twitter.com/KremlinRussia_E)

Sementara itu, Belarus menyarankan agar draf resolusi PBB itu diamandemen. Adapun pernyataan yang disoroti sekutu Rusia adalah “pencegah eskalasi konflik lebih lanjut dengan memberi makan para pihak dengan senjata mematikan.”

Sejauh ini, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah memberikan berbagai senjata ke Ukraina. Pihaknya juga menuduh Iran dan Korea Utara lantaran memasok senjata ke Rusia. 

Namun, AS juga khawatir China sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan mematikan ke Rusia.

3. China akan tentukan posisinya soal perang di Ukraina   

Rusia Desak Negara Anggota PBB Menolak Resolusi soal Perang UkrainaIlustrasi bendera China (unsplash.com/CARLOS DE SOUZA)

Pada Senin, China mengatakan bahwa AS tidak dalam posisi untuk menuntut Beijing. Hal itu jelas karena China-Rusia telah menyatakan hubungan kemitraan tanpa batas, yang diumumkan tak lama sebelum Moskow menginvasi Kiev.

Namun, Duta besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan, Beijing akan mengumumkan posisinya terkait konflik di Ukraina dalam beberapa hari mendatang. 

"Kami tidak pernah menyebutnya sebagai rencana perdamaian. Itu kertas posisinya. Kami akan terus menekankan penghormatan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara. Negara-negara harus mengakomodasi masalah keamanan satu sama lain," kata Zhang pada Selasa (21/2/2023).

Zhang menambahkan, China akan mengutamakan untuk menyerukan perdamaian, dialog dan penyelesaian damai, dilansir TBS News.

Baca Juga: 35 Negara Tolak Keikutsertaan Rusia di Olimpiade Paris 2024

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya