Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)
bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)

Intinya sih...

  • Taliban akan merespons serangan tersebut pada waktu yang tepat Mujahid mengutuk serangan itu, dan mengatakan bahwa Afghanistan akan membalasnya pada waktu yang tepat.

  • Pengeboman ini terjadi sehari setelah serangan bom bunuh diri yang menargetkan markas pasukan paramiliter Federal Constabulary Pakistan di Peshawar, yang menewaskan tiga petugas dan melukai 11 lainnya.

  • Pakistan tuduh Taliban lindungi kelompok militan Dilansir dari Al Jazeera, hubungan antara Pakistan dan Afghanistan telah tegang sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Taliban mengatakan bahwa Pakistan mengebom sebuah rumah di provinsi Khost, wilayah tenggara Afghanistan. Sedikitnya sembilan anak-anak dan seorang perempuan dilaporkan tewas.

“Pasukan penyerang Pakistan mengebom rumah seorang warga sipil setempat, Waliat Khan, putra Qazi Mir. Akibatnya, sembilan anak (lima laki-laki dan empat perempuan) dan seorang perempuan dewasa menjadi syahid, dan rumahnya hancur,” tulis Zabihullah Mujahid, juru bicara pemerintahan Taliban, di media sosial X pada Selasa (25/11/2025).

Ia menambahkan bahwa serangan udara lainnya juga terjadi di provinsi Kunar dan Paktika timur, menyebabkan sedikitnya empat warga sipil terluka.

1. Taliban akan merespons serangan tersebut pada waktu yang tepat

Mujahid mengutuk serangan itu, dan mengatakan bahwa Afghanistan akan membalasnya pada waktu yang tepat.

“Emirat Islam mengecam keras pelanggaran dan kejahatan ini, serta menegaskan kembali bahwa membela wilayah udara, kedaulatan, dan rakyatnya adalah hak yang sah,” ujarnya.

Sejauh ini, pejabat pemerintah maupun pihak militer Pakistan belum memberikan komentar terkait serangan tersebut. Namun, sumber intelijen Pakistan mengatakan bahwa serangan itu menargetkan tempat persembunyian kelompok militan Taliban Pakistan (TTP) di provinsi perbatasan Khost dan wilayah lainnya.

“Sejumlah militan telah terbunuh dan kami akan melanjutkannya,” kata seorang pejabat kepada DPA.

2.

Pengeboman ini terjadi sehari setelah serangan bom bunuh diri yang menargetkan markas pasukan paramiliter Federal Constabulary Pakistan di Peshawar, yang menewaskan tiga petugas dan melukai 11 lainnya. Jamaat-ul-Ahrar, yang merupakan kelompok pecahan TTP, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Stasiun penyiaran negara PTV melaporkan bahwa para penyerang merupakan warga Afghanistan. Presiden Pakistan, Asif Zardari, juga menyalahkan Fitna al-Khawarij, istilah yang digunakan Islamabad untuk menyebut kelompok TTP, yang dituduh beroperasi dari wilayah Afghanistan.

Awal bulan ini, serangan bom bunuh diri di Islamabad, yang menewaskan 12 orang, juga diklaim dilakukan oleh faksi TTP. Pakistan mengklaim bahwa pelaku dipandu oleh komando tinggi yang berbasis di Afghanistan.

3. Pakistan tuduh Taliban lindungi kelompok militan

Dilansir dari Al Jazeera, hubungan antara Pakistan dan Afghanistan telah tegang sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021, dan semakin memburuk usai bentrokan mematikan di perbatasan pada Oktober yang menewaskan sekitar 70 orang di kedua sisi.

Pertempuran itu berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar dan Turki. Namun, perundingan di Istanbul gagal menghasilkan kesepakatan jangka panjang. Masalah keamanan, terutama tuntutan Pakistan agar Kabul mengekang kelompok TTP, menjadi hambatan utama.

Islamabad menuduh Taliban melindungi kelompok militan, termasuk TTP, yang telah melancarkan kampanye kekerasan terhadap Pakistan selama bertahun-tahun. Kabul membantah tuduhan itu, dan justru menuding Pakistan menampung kelompok-kelompok yang memusuhi Afghanistan dan tidak menghormati kedaulatan negaranya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team