Infografis Daftar Tarif resiprokal Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump (IDN Times/Aditya Pratama)
KTT ASEAN kali ini digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim memimpin KTT tersebut. Dalam pernyataan pembukaannya, Anwar mengatakan, telah menulis surat kepada Presiden AS Donald Trump meminta KTT ASEAN-AS tahun ini guna menyelesaikan masalah tarif.
"Memang, transisi dalam tatanan geopolitik sedang berlangsung dan sistem perdagangan global berada di bawah tekanan lebih lanjut dengan penerapan tarif sepihak AS baru-baru ini," katanya, dilansir dari Anadolu, Senin (26/5/2025).
"Proteksionisme bangkit kembali saat kita menyaksikan multilateralisme yang hancur berantakan," tambahnya.
Negara-negara anggota ASEAN telah terkena tarif AS mulai dari 10 persen hingga 49 persen, tetapi Trump mengumumkan penghentian sementara tarif selama 90 hari bulan lalu. Hal ini mendorong negara-negara tersebut untuk segera memulai pembicaraan dengan Washington.
Sebelumnya, 10 negara anggota ASEAN juga sempat menyampaikan tidak akan membalas tarif resiprokal yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu diungkapkan para menteri negara anggota melalui pernyataan bersama pada Kamis (10/4/2025).
"ASEAN berkomitmen untuk tidak mengenakan tindakan balasan apa pun sebagai respons terhadap tarif AS,” bunyi pernyataan itu, dilansir dari The Straits Times.
Untuk menghadapi kebijakan Trump, Indonesia sempat mengajak negara-negara ASEAN memperbaharui Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), kerangka kerja sama AS dengan negara ASEAN. Harapannya, Trump bisa menurunkan tarif resiprokal pada produk-produk yang diekspor negara-negara ASEAN ke negeri Paman Sam itu.
“Karena kita TIFA sendiri secara bilateral ditandatangan di tahun 96 dan banyak isunya sudah tidak relevan lagi sehingga kita akan mendorong berbagai kebijakan itu masuk dalam TIFA,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/3/2025).