ASEAN Selesaikan Negosiasi Dagang dengan China, Cara Lawan Tarif AS

- ASEAN menyelesaikan negosiasi untuk meningkatkan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA) dan Area Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA).
- Kesepakatan ini akan ditandatangani pada KTT ASEAN Oktober mendatang sebagai langkah yang lebih berani dari ASEAN untuk menangkal ancaman tarif tinggi Amerika Serikat.
- Malaysia mendesak blok tersebut mendiversifikasi mitra dagangnya dalam menghadapi tarif besar-besaran yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Jakarta, IDN Times - ASEAN menyelesaikan negosiasi untuk meningkatkan Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN (ATIGA) dan Area Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA). Kesepakatan ini akan ditandatangani pada KTT ASEAN Oktober mendatang.
Dilansir dari Channel News Asia pada Senin (26/5/2025), kesepakatan ini menjadi langkah yang lebih berani dari ASEAN untuk menangkal ancaman tarif tinggi Amerika Serikat (AS).
"Kami tetap yakin bahwa tonggak-tonggak ini akan menjadi pendorong penting bagi pertumbuhan dan daya saing ASEAN yang berkelanjutan," kata Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz.
Ia berharap kesuksesan negosiasi ini dapat meningkatkan integrasi ekonomi kawasan.
"Dan menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi ASEAN karena tidak terus menavigasi lanskap ekonomi global yang semakin tidak stabil," ujar dia.
1. Seluruh negara ASEAN hadapi tarif Trump

Sebagai ketua bergilir ASEAN tahun ini, Malaysia telah mendesak blok tersebut mendiversifikasi mitra dagangnya dalam menghadapi tarif besar-besaran yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Tengku Zafrul memperingatkan blok tersebut agar tidak tinggal diam di tengah ketidakpastian ekonomi.
“ASEAN perlu melepaskan diri dari pendekatan bisnis seperti biasa. ita perlu mengadopsi strategi yang lebih berani, lebih gesit, dan lebih berwawasan ke depan. Kita perlu menjaga dan memajukan kepentingan sosial ekonomi ASEAN," katanya.
ASEAN menegaskan kembali komitmennya berpegang teguh pada prinsip-prinsip multilateralisme dan tatanan perdagangan global berbasis aturan, bahkan saat terus mempertahankan kebijakan non-pembalasan terhadap tarif AS.
“Kami tidak berencana untuk melakukan tindakan apa pun yang akan mewakili pembalasan terhadap apa yang telah diperkenalkan,” beber dia menyerukan.
2. ASEAN berisi negara-negara berdaulat yang bernegosiasi dengan AS

Tengku Zafrul mengatakan, setiap anggota ASEAN adalah negara berdaulat dan harus didukung dalam mengejar negosiasi tarif bilateral dengan AS.
“Namun penting bahwa dalam semua pertemuan ini, kita juga menegaskan kembali posisi ASEAN,” kata dia.
Pada pertemuan puncak pada Senin dan Selasa, ASEAN diharapkan untuk menjajaki perluasan perjanjian perdagangan bebas regional bersamaan dengan melibatkan blok ekonomi lain dan mitra dialog.
3. Perjanjian untuk memfasilitasi perdagangan dalam ASEAN

Langkah-langkah yang dijalankan, menurut Tengku Zafrul, telah dibahas pada pertemuan dewan ekonomi.
“Kami juga membahas bagaimana ASEAN dapat meningkatkan perdagangan di dalam,” beber menteri tersebut.
Ia menambahkan, perdagangan intra-ASEAN menyumbang sekitar 23 persen dari total perdagangan blok tersebut.
“Ada banyak ruang untuk perbaikan. Ketika kita melihat blok ekonomi lain, mereka berdagang satu sama lain secara internal lebih banyak daripada yang dilakukan ASEAN saat ini,” ucap Tengku Zafrul.
ATIGA ditujukan untuk mencapai arus barang bebas antara negara-negara anggota ASEAN, yang menghasilkan biaya bisnis yang lebih rendah, peningkatan perdagangan, dan pasar yang lebih besar serta skala ekonomi bagi bisnis. Perjanjian yang ditingkatkan tersebut menargetkan penurunan tarif lebih lanjut dan penghapusan hambatan non-tarif di antara negara-negara anggota.
Singapura, yang memimpin negosiasi peningkatan, mengatakan akan terus bekerja dengan ASEAN dan mitra global untuk mengamankan pertumbuhan jangka panjang, daya saing, dan kemakmuran bersama blok tersebut.