Banyak Masalah di ASEAN, Malaysia Minta Bantuan Indonesia

- Masalah di Myanmar hampir selesai, Malaysia hampir menyelesaikan negosiasi dengan dukungan Indonesia.
- Seteru Thailand-Kamboja, Kamboja memboikot layanan internet dan barang-barang dari Thailand sebagai tanggapan atas sengketa perbatasan.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan sedang banyak persoalan yang terjadi di ASEAN. Mulai dari Myanmar, hingga Kamboja dan Thailand.
"Ketika Indonesia memimpin (di ASEAN), kita memberikan dukungan yang baik dan kini ketika giliran Malaysia (menjadi ketua), Indonesia melalui Presiden, Menlu dan para menteri memberikan kerja sama yang luar biasa," ucap Anwar dalam pernyataan bersamanya dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/6/2025).
Ia mengatakan, mirip dengan negosiasi tarif, hubungan Indonesia dan Malaysia mencapai hasil maksimal dalam menangani berbagai masalah, termasuk di ASEAN. Saat ini, dikeketuaan Malaysia, sejumlah masalah di kawasan masih terus bergulir, seperti halnya di Myanmar, kemudian yang terbaru konflik antara Thailand dan Kamboja.
1. Masalah di Myanmar hampir selesai

Anwar menyampaikan terima kasih atas dukungan Indonesia kepada Malaysia terkait dengan Myanmar. Ia mengatakan, Malaysia sebagai ketua ASEAN hampir menyelesaikan negosiasi dengan baik.
"Indonesia mempunyai pengalaman dan sejarah dalam meredam tekanan konflik antarkelompok di Myanmar dan saya memohon kepada Bapak Presiden (Prabowo) agar menggunakan segala cara, kemampuan militer, intelijen dan bukan serangan militer untuk bisa sampai di sana guna berunding," katanya.
Lewat dukungan Indonesia itu, ujar Anwar, bisa terjalin kesepahaman antar semua kelompok di Myanmar.
2. Seteru Thailand-Kamboja

Tak hanya Myanmar, saat ini terdapat masalah di perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Hal ini tentu mengusik Malaysia sebagai ketua ASEAN.
"Kami berdua merasa harus mencoba mendekati kedua negara untuk meredakan dan mengurangi panasnya ketegangan antara kedua negara," kata Anwar.
Pemerintah Kamboja menuduh Thailand meningkatkan ketegangan dengan pembatasan penyeberangan darat baru. Hubungan kedua negara memanas usai terjadinya baku tembak singkat dan tewasnya seorang tentara Kamboja di perbatasan kedua negara pada 28 Mei 2025.
Kamboja telah memboikot beberapa layanan internet Thailand, melarang buah-buahan dan sayuran Thailand, dan memblokir pasokan listrik dan bahan bakar dari Thailand sebagai tanggapan atas sengketa perbatasan.
3. Komitmen Indonesia-Malaysia untuk kolaborasi demi masyarakat

Sementara itu, Indonesia dan Malaysia kerap berseteru dengan masalah perbatasan. Karenanya, kedua pemimpin sepakat untuk membangun wilayah perbatasan di Ambalat.
“Terkait isu perbatasan yang secara teknis mungkin memerlukan waktu, kita sepakat untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Contohnya adalah wilayah Ambalat sambil menunggu penyelesaian hukum, kita ingin memulai kerja sama ekonomi melalui mekanisme joint-development,” kata Prabowo.
Presiden melanjutkan jika ada potensi-potensi ekonomi yang ditemukan pun akan dikelola bersama oleh Indonesia dan Malaysia. “Kita sepakat bahwa kita harus bekerja demi kepentingan bangsa dan rakyat masing-masing,” ujar dia.