Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Yegide Matthews via Unsplash

WeChat, aplikasi chatting paling populer di Tiongkok, mendapat kritikan dari beberapa penggunanya. Kritikan ini datang karena aplikasi yang memiliki 900 juta pengguna itu menerjemahkan istilah yang dianggap sebagai sebuah hinaan bernada rasis.

"Orang asing berkulit hitam" disebut sebagai "negro".

Dikutip dari The Guardian, persoalan itu pertama kali diketahui oleh warga Amerika bernama Ann James yang tinggal di Shanghai. Saat itu, ia menggunakan group chat bersama teman-temannya. Salah satu teman James mengabarkan bahwa ia telat.

Ia menggunakan fitur penerjemah WeChat yang kemudian memproduksi pesan: "Negro itu telat." Istilah yang dimaksud dalam bahasa Mandari adalah "hei laowai". Istilah "negro" sendiri berkonotasi negatif karena merujuk kepada orang kulit hitam yang dianggap sebagai ras inferior.

Menurut James, kebanyakan warga Tiongkok menganggap orang kulit hitam itu aneh. "Jika kamu orang berkulit hitam di Tiongkok, kamu akan menghadapi sejumlah kegilaan. Aku tahu ada banyak sekali rasa ingin tahu dan ketidakpedulian mengenai orang kulit hitam," ujar James yang kerap disentuh dan difoto di ruang publik.

WeChat menyatakan permintaan.

Setelah mendapat kritikan, juru bicara WeChat berkata,"Kami sangat meminta maaf atas terjemahan tidak tepat tersebut. Usai menerima masukan dari pengguna, kami langsung memperbaiki kesalahan itu."

WeChat menyebut mesin bertanggungjawab atas terjemahan tersebut. Sistem itu memungkinkan komputer memilih terjemahan terbaik berdasarkan konteks. Sistem itu juga ternyata menghilangkan pengawasan manusia sehingga sangat mungkin terjadi kesalahan terjemahan.

Editorial Team