Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
14 Korban Pembunuhan di Montreal's École Polytechnique. (www.cbc.ca)

Intinya sih...

  • Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) digelar sepanjang 25 November hingga 10 Desember 2024.
  • Pada 6 Desember diperingati sebagai Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan karena pembunuhan massal di Universitas Montreal Kanada.
  • Marc Lepine menembaki perempuan sambil teriak "Kalian semua feminis" dan meninggalkan surat berisi kemarahannya pada para feminis serta daftar nama korban.

Jakarta, IDN Times - Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) atau 16 Days of Activism Against Gender Violence digelar sepanjang 25 November hingga 10 Desember 2024. Penutupan kampanye tersebut pada 10 Desember sekaligus diperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. 

Pada 6 Desember diperingati sebagai Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan. Sebab, di tanggal itu pada 1989 terjadi pembunuhan massal di Universitas Montreal Kanada yang menewaskan 14 mahasiswi dan melukai 13 lainnya.

Marc Lepine adalah pria yang menjadi dalang dalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai "Pembantaian Montreal" atau "Pembantaian Ecole Polytechnique".

1. Masuk ke ruang kelas teknik mesin dengan senjata semiotomatis

Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan terhadap Perempuan yang diperingati usai adanya pembunuhan massal di Universitas Montreal Kanada pada 1989 (Dok/Queen’s University)

Melansir dari situs The Canadian Encyclopedia, pelaku masuk ke ruang kelas teknik mesin di École Polytechnique Montreal dengan membawa senjata semiotomatis kaliber 223.

Setelah memisahkan perempuan dari laki-laki, dia menembaki para perempuan sambil berteriak, “Kalian semua feminis.”

2. Tinggalkan surat berisi daftar 19 feminisi radikal menurutnya

Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil menampilkan aksi teatrikal penembakan pelajar saat demonstrasi di depan Polda Jateng, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (28/11/2024). (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Marc Lepine melakukan aksi itu karena percaya kehadiran mahasiswi membuat dirinya tak diterima di Universitas Montreal. Namun sebelum bisa dihukum, pelaku mengakhiri hidupnya.

Dia meninggalkan surat berisi kemarahannya pada para feminisi dan juga 19 perempuan terkemuka yang dibencinya.

Catatan itu berisi daftar 19 “feminis radikal” yang menurutnya akan dibunuh jika dia tidak kehabisan waktu. Isinya mencakup nama-nama perempuan terkenal di Quebec, termasuk jurnalis, tokoh televisi, dan pemimpin serikat pekerja.

3. Nama 14 korban dalam insiden ini

Ilustrasi meninggal (IDN Times/Mia Amalia)

Jauh setelah kejadian, Queen’s University mempunyai tugu peringatan ini dirancang oleh alumni Queen Haley Adams (Sc'21) dan diresmikan pada 2020. Berikut adalah nama-nama para korban yang kemudian diabadikan dalam tugu tersebut: 

  1. Genevieve Bergeron, 21
  2. Helene Colgan, 23
  3. Nathalie Croteau, 23
  4. Barbara Daigneault, 22
  5. Anne-Marie Edward, 21
  6. Maud Haviernick, 29
  7. Barbara Klucznik-Widajewicz, 31
  8. Maryse Laganière, 25
  9. Maryse Leclair, 23
  10. Anne-Marie Lemay, 22
  11. Sonia Pelletier, 23
  12. Michele Richard, 21
  13. Annie St-Arneault, 23
  14. Annie Turcotte, 21

Editorial Team