Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)
Pada Minggu (27/7/2025), Netanyahu menolak klaim bahwa Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan.
“Betapa bohongnya. Tidak ada kebijakan kelaparan di Gaza, dan tidak ada kelaparan di Gaza,” katanya, dikutip dari BBC.
Ia menyalahkan Hamas karena menghambat distribusi bantuan dan menyatakan bahwa koridor yang disediakan Israel seharusnya mempermudah PBB.
Namun, laporan internal pemerintah AS tidak menemukan bukti bahwa Hamas mencuri bantuan secara sistematis. Temuan itu dilaporkan kepada Departemen Luar Negeri AS dan langsung dibantah oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menyebut laporan itu berat sebelah.
Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa sepertiga warga Gaza tidak makan selama berhari-hari. Organisasi itu mengklaim memiliki cukup makanan untuk memberi makan seluruh penduduk Gaza selama hampir tiga bulan jika diizinkan mendistribusikannya.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kondisi di Gaza sebagai krisis kemanusiaan yang nyata.
“Orang-orang di Inggris merasa jijik dengan apa yang mereka lihat di layar mereka,” ujarnya dalam konferensi bersama Trump, dikutip dari The Guardian.
Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan kepada NBC News bahwa pemerintahan Trump sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Trump menambahkan bahwa AS akan bekerja sama dengan mitra Eropa untuk membangun pusat makanan di Gaza.
“Kami harus memberi makan anak-anak,” katanya.