Ukraina: Keraguan Barat Bantu Senjata Sebabkan Lebih Banyak Kematian

Jakarta, IDN Times - Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan pada Sabtu (21/1/2023), bahwa keraguan negara-negara Barat membantu senjata ke Ukraina dapat menyebabkan lebih banyak korban jiwa. Ini khususnya Jerman yang belum berani memutuskan apakah akan mengirim tank kelas berat Leopard kepada Kiev.
Jerman telah dinilai menjadi pemberat atas keputusan membantu Ukraina dengan tank tempur utama. Namun keraguan Kanselir Olaf Sholz untuk membuat keputusan tersebut, setidaknya memiliki akar budaya politik. Berlin memiliki kekhawatiran dapat meningkatkan eskalasi perang yang lebih mematikan jika mengirim senjata buatannya.
1. Jerman ragu membuat keputusan pengiriman tank Leopard ke Ukraina

Ukraina terus memberi tekanan, meminta bantuan tank kelas berat untuk melakukan hantaman balik terhadap invasi Rusia. Jika bantuan tidak segera diberikan, pasukan Moskow dinilai akan menjadi semakin kuat.
Tapi sampai saat ini, belum ada keputusan pasti yang disepakati bahwa sekutu Barat akan membantu Ukraina dengan tank kelas berat. Jerman khususnya, sejauh ini masih ragu untuk mengirim tank Leopardnya yang terkenal hebat dan sangar di medan pertempuran.
"Kami masih belum dapat mengatakan kapan keputusan akan diambil, dan keputusan apa yang akan diambil, terkait dengan tank Leopard," kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dikutip Al Jazeera.
Ukraina kecewa dengan keputusan itu. Mereka mengatakan bahwa penundaan bantuan dapat mengakibatkan lebih banyak rakyat Ukraina tewas.
"Keraguan (negara Barat) hari ini membunuh lebih banyak orang kami. Setiap hari penundaan adalah kematian (bagi) rakyat Ukraina," kata Mykhailo Podolyak di media sosial, dikutip Al Jazeera.
Pada Jumat, sekitar 50 negara berkumpul di pangkalan militer Ramstein, Jerman. Mereka membicarakan cara membantu Ukraina dengan memasok perangkat keras, termasuk kendaraan lapis baja dan amunisi.
2. Jerman tidak mau menjadi pihak terdepan dalam mengirim senjata
Jerman adalah pemasok senjata terbesar kedua di Eropa. Negara itu juga sudah memerintahkan peninjauan stok tank Leopard sebagai kemungkinan keputusan memberi izin pengiriman.
Namun sejauh ini belum ada komitmen yang tegas dan jelas. Ini adalah pola yang berulang, di mana Kanselir Jerman Olaf Scholz menjadi orang yang tidak gegabah tapi keras kepala dan hanya sedikit tunduk pada seruan kritik publik.
Dilansir Associated Press, Scholz masih berpegang teguh pada pendekatannya. Berlin, katanya, tidak akan melakukan pengiriman senjata berat sendirian karena pentingnya membuat NATO tidak menjadi pihak langsung dalam perang melawan Rusia.
"Tidak ada Kanselir Jerman, dari partai mana pun, yang ingin terlihat di depan dalam mendorong agenda militer. Dan oleh karena itu untuk konsumsi domestik, dipandang sebagai hal yang positif bagi seorang Kanselir Jerman untuk tidak memimpin dalam hal ini, berhati-hati, tahan, mencoba semua opsi lain," kata Thomas Kleine-Brockhoff, analis senior keamanan di German Marshall.
3. Ukraina kecewa dengan kelambanan Jerman membuat keputusan

Usai Perang Dunia Kedua, Jerman memiliki peraturan ketat untuk tidak sembarangan mengirim senjata mematikan ke wilayah konflik. Aturan itu runtuh ketika Rusia menginvasi Ukraina.
Sejauh ini, Jerman telah menjadi salah satu pemasok utama bantuan senjata ke Ukraina. Baru-baru ini, Berlin berjanji mengirim 40 unit kendaraan lapis baja Marder kepada Kiev. Namun untuk senjata kelas berat tank Leopard, hal itu masih butuh banyak pertimbangan.
Tapi Ukraina meminta bantuan tank Leopard, senjata yang lebih kokoh dan lebih kuat. Dilansir CNN, Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Melnyk mengungkapkan frustrasi atas keraguan Jerman mengirim tank kelas berat tersebut.
"Kami kecewa, tapi keputusan belum diambil jadi kami berharap pemerintah di Berlin akan menanggapi dengan serius semua kekhawatiran yang mereka dengar (pada hari Jumat) di Ramstein," kata Melnyk.
Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics mengeluarkan pernyataan bersama dengan tiga negara Baltik, mendesak Jerman untuk segera menyediakan tank Leopard ke Ukraina.
"Ini diperlukan untuk menghentikan agresi Rusia, membantu Ukraina dan memulihkan perdamaian di Eropa dengan cepat. Jerman sebagai kekuatan Eropa terkemuka memiliki tanggung jawab khusus dalam hal ini," kata Rinkevics.