Heboh! Dua Surat Kabar Inggris Dibeli Investor Arab Saudi

Awalnya transaksi dirahasiakan

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Inggris Raya menyelidiki penjualan kepemilikan dua surat kabar terkemuka, Evening Standar dan Independent, kepada investor yang memiliki hubungan kuat dengan Arab Saudi.

Sebagaimana dilaporkan The Guardian, Menteri kebudayaan Jeremy Wright memerintahkan regulator kompetisi bisnis dan media untuk menginvestigasi penjualan 30 persen kepemilikan di induk perusahaan kedua surat kabar yang dimiliki pengusaha asal Rusia, Evgeny Lebedev.

Dalam artikel yang terbit akhir Juni lalu, Lebedev menjual 30 persen sahamnya ke
pengusaha Arab Saudi dengan kaitan kuat kepada bank milik pemerintah Arab, senilai
sekitar Rp442 miliar.

Mengapa penjualan saham dua koran itu memicu kontroversi?

Baca Juga: PBB: Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

1. Pembaca Evening Standard dan Independent protes karena pemiliknya menerima uang dari Arab Saudi

Heboh! Dua Surat Kabar Inggris Dibeli Investor Arab SaudiTwitter/@Independent

Meskipun Evening Standard lebih fokus dengan gaya hidup dari pada konten berita,
banyak pembaca protes kalau seorang sultan Saudi mengambil 30 persen saham di
perusahaan induknya.

Menurut Jess Pemberton, seroang artis kolase, koran-koran mewakili kebebasan bicara “jadi sangat munafik kalau Standard akan didukung oleh Arab Saudi.” Negeri itu dikenal tidak menyediakan kebebasan berpendapat dan berekspresi bagi warganya.

Komuter yang lain mengatakan bahwa “yang menggangguku itu bahwa aku tidak tahu
tentang kepemilikan baru.”

Laman theeconomist.com menulis, pandangan ini mendukung keputusan sekretaris
budaya, Jeremy Wright, untuk memerintahkan penyelidikan tentang pembelian oleh
Sultan Muhammad Abuljadayel, pengusaha dari Saudi. Jeremy menggambarkan
pembelian sebagai kemungkinan akuisisi saham "oleh negara asing.”

2. Evening Standard bukan satu-satunya investasi pers Sultan Muhammad Abuljadayel

Heboh! Dua Surat Kabar Inggris Dibeli Investor Arab Saudiwww.eveningstandard.co.uk

Yang pertama diakuisisi Abuljadayel adalah 30 persen saham di Independent Digital
News and Media pada 2017. Tahun berikutnya, Independent setuju untuk membuat
empat situs baru di dalam Bahasa Arab, Urdu, Farsi, dan Turki, dalam kemitraan
dengan Kelompok Riset dan Pemasaran Saudi, sebuah perusahaan media dengan
relasi kuat ke keluarga kerajaan Saudi.

Kalau diingat-ingat, pada kurun waktu itu Muhammad bin Salman, putra mahkota
Saudi, masih muncul sosoknya sebagai pembaru ekonomi. Tapi investasi ini terlaku
tak lama setelah pembunuhan jurnalis dari Saudi yang bekerja sebagai kolumnis di
The Washington Post, Jamal Khashoggi.

Banyak orang yakin pembunuhan diperintahkan oleh Pangeran Muhammad. Evgeny Lebedev, anak seorang oligarki Rusia dan mantan perwira KGB. Awalnya Lebedev tidak mengatakan identitas investor barunya. Informasi muncul ke publik setelah dilaporkan oleh Financial Times pada Februari 2019.

3. Transaksi ini awalnya sangat rahasia. Kini Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga (DCMS) masuk untuk penyelidikan

Heboh! Dua Surat Kabar Inggris Dibeli Investor Arab Saudipublictechnology.net

Kedua transaksi dilakukan memakai perusahaan di Pulau Cayman. Kata DCMS,
transaksinya menunjukkan “situasi merger yang relevan” dan perlu diinvestigasi.
DCMS memprotes bahwa butuh empat bulan korespondensi dengan perusahaan
Evgeny untuk mendapatkan informasi.

Sekarang, investigasinya tergantung sikap regulator media Ofcom dan Persaingan
dan Otoritas Pasar (CMA) untuk menentukan bahwa pembelian dari Saudi berakibat
kompromi atas penyajian berita yang akurat dan kebebasan berpendapat. Mereka perlu memperjelas hubungan antara Muhammad Abuljadayel dan negara Saudi. Ofcom dan CMA akan melaporkan temuan mereka di bulan Agustus 2019. Dari investigasi ini, DCMS bisa menuntut solusi untuk membatasi pengaruh Saudi.

4. Lebedev Holdings dan Independent Digital News and Media telah protes dengan penyelidikannya

Heboh! Dua Surat Kabar Inggris Dibeli Investor Arab Saudi(Putera Mahkota Saudi MBS tiba di Pakistan pada Minggu malam) PTI/Twitter

Menurut mereka DCMS tidak punya alasan buat campur tangan karena dua
perusahaan tersebut beroperasi secara terpisah. Banyak perusahaan media Inggris
membela bahwa koran membutuhkan sebanyak mungkin uang yang bisa didapat
dan bahwa investasi dari Saudi memberikan "pasokan modal yang vital dan perlu"
untuk tetap bertahan. Menurut David Yelland, mantan editor Sun, pembaca mungkin harus membiasakan diri dengan uang dari sumber yang tidak dikenal yang masuk ke media.

Wah, menurutmu, bagaimana reaksi publik di Indonesia jika hal serupa terjadi di
sini?

Laporan: Naila Pringgadani

Baca Juga: Arab Saudi Tolak Penyelidikan PBB Terkait Kasus Jamal Khashoggi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya