Taliban Kembali Rebut Kota Besar di Afghanistan, Kini Tersisa Kabul

Sudah 23 ibu kota provinsi yang dikuasai Taliban

Jakarta, IDN Times - Pasukan Taliban terus melancarkan aksinya merebut kota-kota di Afghanistan. Kali ini, Taliban berhasil menduduki Kota Jalalabad yang berlokasi di Timur Afghanistan.

Bahkan, Jalalabad berhasil direbut Taliban tanpa perlawanan dari Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani. Pada Minggu pagi waktu setempat, Taliban dilaporkan sedang mengamankan jalan-jalan yang terhubung dari Afghanistan ke Pakistan.

“Tidak ada pertikaian dalam merebut tempat itu saat ini di Jalalabad karena pemerintah sendiri sudah menyerah kepada Taliban,” kata pejabat Afghanistan yang berbasis di Jalalabad seperti yang dikutip dari ANTARA, Minggu (15/8/2021).

Baca Juga: Fakta-Fakta Taliban: Sejarah 'Pelajar' Mengangkat Senjata

1. Pemerintah pilih selamatkan nyawa penduduk sipil

Taliban Kembali Rebut Kota Besar di Afghanistan, Kini Tersisa KabulCuplikan suasana di wilayah yang dikuasai Taliban. twitter.com/pagossman

Menurut pejabat tersebut, pemerintah memilih menyelamatkan nyawa penduduk sipil daripada mempertahankan Jalalabad yang bisa menimbulkan pertumpahan darah.

“Memberi jalan kepada Taliban adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa warga sipil,” tambahnya.

2. Hanya tersisa 1 kota besar di bawah kuasa pemerintah Afghanistan

Taliban Kembali Rebut Kota Besar di Afghanistan, Kini Tersisa KabulMantan Mujahidin memegang senjata untuk mendukung pasukan Afghanistan dalam perang mereka melawan Taliban, di pinggiran provinsi Herat, Afghanistan, Sabtu (10/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jalil Ahmad.

Dilansir dari France24, dengan jatuhnya Jalalabad ke tangan Taliban, maka kini hanya tersisa satu kota besar, yakni Kabul yang masih di bawah kendali pemerintah. Sebanyak 23 ibu kota provinsi di Afghanistan sudah dikuasai Taliban.

Selain itu, pasukan Taliban juga dilaporkan semakin mendekati wilayah Kabul, ibu kota Afghanistan yang merupakan pusat pemerintahan.

3. Warga berbondong-bondong tinggalkan Afghanistan

Taliban Kembali Rebut Kota Besar di Afghanistan, Kini Tersisa KabulSeorang anak yang mengungsi dari provinsi bagian selatan, yang meninggalkan rumah akibat peperangan antara Taliban dengan aparat keamanan Afghanistan, tidur di taman umum yang digunakan sebagai penampungan di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.

Dengan semakin agresifnya Taliban, warga setempat memilih menyelamatkan diri dengan meninggalkan Afghanistan.

Di sisi lain, kini Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden juga tengah menarik pasukannya dari Afghanistan. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena 'warisan bermasalah' dari pemerintahan mantan Presiden AS, Donald Trump yang meneken perjanjian damai antara kelompok Taliban, Afghanistan, dan AS.

Salah satu poin di dalam kesepakatan itu yakni Negeri Paman Sam menarik sebagian pasukan militernya dari Afghanistan dan menyisakan hanya 2.500 tentara.

"Ia (Donald Trump) mengundang Taliban untuk berdiskusi di Camp David pada malam 11 September 2019 lalu. Dalam perjanjian itu, ditetapkan tenggat waktu 1 Mei 2021 bagi pasukan AS (untuk hengkang). Akibatnya, Taliban kini menjadi jauh lebih kuat," kata Biden seperti dikutip dari laman Yahoo News.

Baca Juga: AS Akan Kirim 5.000 Tentara ke Afghanistan Jika Taliban Berulah

4. AS perintahkan warganya tinggalkan Afghanistan

Taliban Kembali Rebut Kota Besar di Afghanistan, Kini Tersisa KabulPresiden Amerika Serikat, Joe Biden (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar)

Melihat kondisi Afghanistan yang mengkhawatirkan karena ulah Taliban, Kedutaan Besar AS di Kabul telah meminta semua warganya untuk hengkang dari Afghanistan. Hal ini menyusul situasi keamanan di sana memburuk. Ini merupakan peringatan kedua yang disampaikan oleh kedubes dalam kurun waktu sepekan. 

"Kedutaan AS meminta semua warga untuk keluar dari Afghanistan dengan menggunakan opsi penerbangan komersial," demikian bunyi pernyataan tertulis yang dirilis pada pekan ini. 

Kedubes juga meminta warga AS agar tidak menunggu untuk keluar dari Afghanistan. Mereka juga meminta kepada warga AS yang tidak bisa secara keuangan membiayai keberangkatan mereka, untuk menghubungi kedubes. Meski demikian, kedubes juga menyebut kemampuan untuk membiayai mereka keluar dari Afghanistan sangat terbatas. 

"Kedutaan AS meminta semua warga untuk keluar dari Afghanistan dengan menggunakan opsi penerbangan komersial," demikian bunyi pernyataan tertulis Kedubes AS di Kabul.

Kedubes juga meminta warga AS agar tidak menunggu untuk keluar dari Afghanistan. Mereka juga meminta kepada warga AS yang tidak bisa secara keuangan membiayai keberangkatan mereka agar menghubungi Kedubes. Meski demikian, Kedubes juga menyebut kemampuan untuk membiayai mereka keluar dari Afghanistan sangat terbatas. 

Baca Juga: Biografi Ashraf Ghani: Pemimpin Demokratis Asal Afghanistan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya