Agar Pariwisata Bangkit, Filipina Usul ASEAN Seragamkan Prokes

Jangan sampai turis merasa terbebani dengan aturan kesehatan

Jakarta, IDN Times – Kementerian Pariwisata Filipina sedang berupaya untuk menyelaraskan protokol kesehatan di Asia Tenggara. Kebijakan ini dianggap bisa memfasilitasi dan menstimulus kebangkitan pariwisata di kawasan, yang juga akan meningkatkan ekonomi suatu negara.

“Kami mulai bicara di ASEAN, setidaknya dari Asia Tenggara dulu, untuk melihat bagaimana kita semua bisa menyatukan protokol kesehatan kita,” kata Menteri Pariwisata Filipina Bernadette Romulo-Puyat, pada World Travel and Tourism Council (WTTC) Global Summit 2022 di Manila, Filipina.

Baca Juga: Filipina Ajak Seluruh Negara Kembangkan Pariwisata Ramah Lingkungan

1. Filipina juga usul supaya turis tidak banyak mengisi form

Agar Pariwisata Bangkit, Filipina Usul ASEAN Seragamkan ProkesMenteri Pariwisata Filipina, Berna Romulo-Puyat (IDN Times/Vanny El Rahman)

Untuk menghidupkan kembali pariwisata, Romulo-Puyat juga mengusulkan supaya tidak terlalu banyak form yang diisi ketika seorang turis memasuki negara lain. Dengan demikian, pariwisata lintas negara bisa menjadi lebih lancar.

“Anda tidak perlu menjawab (menulis di dalam form) banyak hal, sehingga pelancong tidak menganggap bepergian sebagai beban. Kami ingin membuatnya semulus mungkin. Kami berharap bisa melakukannya dulu di ASEAN, kemudian diterapkan secara global,” tambah dia.

2. Keuntungan dan tantangan protokol perjalanan global yang seragam

Agar Pariwisata Bangkit, Filipina Usul ASEAN Seragamkan ProkesIlustrasi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) (Dok. Angkasa Pura II)

Pada saat yang sama, CEO Dubai Airports International, Paul Griffiths, mengusulkan supaya dibuat standar global tunggal untuk kesehatan atau semacam paspor kesehatan.

“Kami telah menyingkirkan tiket bertahun-tahun yang lalu. Sekarang, kami dapat mendigitalkan paspor kesehatan ke dalam satu platform. Tapi yang menjadi tantangan adalah bagaimana kita membuatnya agar berstandar global,” tutur Griffiths.

Dia menyambung, "teknologinya ada. Hanya saja bagaimana membuat otoritas kesehatan di berbagai negara menerima standar itu. Orang-orang harus datang ke bandara dan merasa bahwa (itu) adalah bagian yang menyenangkan dari perjalanan mereka. Bukan serangkaian proses berat yang harus dilalui.”

Presiden Grup Divisi Internasional-Internasional Marriott, Craig S. Smith, sepakat dengan gagasan Griffiths. Menurutnya, hal itu bisa mengubah lanskap pariwisata secara signifikan.

“Bagian tersulit adalah meyakinkan pemerintah di berbagai negara bahwa itu tidak harus menjadi milik mereka. Akan menyenangkan untuk dapat menggunakan ponsel Anda untuk menunjukkan bentuk (kesehatan) yang sama ke mana pun Anda pergi, dan mengatakan bahwa saya sehat,” kata Smith.

3. Akan menemui banyak penolakan

Agar Pariwisata Bangkit, Filipina Usul ASEAN Seragamkan ProkesIlustrasi warga negara asing menjadi penumpang pesawat terbang di bandara. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Dan Richards selaku CEO Global Rescue Companies menambahkan, penerapan standar tunggal semacam itu kemungkinan akan menemui berbagai resistensi.

“Kita harus menemukan poin pembicaraan dan pemasaran yang lebih baik jika kita ingin diadopsi secara luas. Pada akhirnya, efeknya sangat besar, Anda ingin semua orang menggunakannya,” kata Richards.

“Jika tidak, kita berakhir dalam situasi yang kita miliki sekarang, di mana Anda memiliki potongan-potongan yang tersebar di semua tempat dan itu menjadi mimpi buruk,” tambah dia.

Baca Juga: Menpar Filipina: New Normal Bikin Durasi Berlibur semakin Lama

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya