Ancaman Kremlin: Embargo Minyak Rusia Bisa Picu Bencana Global

Harga minyak dunia bisa melonjak tajam

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, memperingatkan bahwa penerapan larangan impor minyak dan gas dari Rusia akan memicu bencana besar di dunia.

Pernyataan yang disampaikan pada Senin (7/3/2022) itu merupakan tanggapan Rusia atas rencana negara-negara Barat untuk melarang impor pasokan energi dari Rusia, sebagai bagian dari sanksi atas agresi militer yang dilancarkan di Ukraina sejak 24 Februari 2022.  

"Larangan (impor) minyak Rusia akan menyebabkan bencana bagi pasar global. Lonjakan harga tidak akan dapat diprediksi, bisa lebih dari 300 dolar AS (sekitar Rp4,3 juta) per barel, itupun jika tidak lebih,” kata Novak dikutip dari The Straits Times.  

1. Larangan impor energi Rusia akan memicu kenaikan harga

Ancaman Kremlin: Embargo Minyak Rusia Bisa Picu Bencana GlobalIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, Novak menambahkan, mustahil bagi Eropa mendapat pemasok energi baru dalam waktu dekat. Selain itu, kebutuhan yang mendesak di tengah krisis akan berdampak terhadap kenaikan harga minyak dan gas.

"Ini (mencari pemasok baru) akan memakan waktu lebih dari satu tahun dan akan jauh lebih mahal bagi konsumen Eropa," katanya.

“Kemudian, politisi Eropa harus mengumumkan kepada konsumen dan warganya, bahwa harga (minyak) di pom bensin, listrik, dan pemanas akan meroket,” tambah Novak.

Baca Juga: Jerman Tolak Ajakan AS Larang Impor Minyak dan Gas dari Rusia 

2. Rusia pertimbangkan setop pasokan energi melalui pipa Nord Stream 1

Ancaman Kremlin: Embargo Minyak Rusia Bisa Picu Bencana GlobalIlustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada akhirnya, Novak menekankan, kebijakan embargo minyak dan gas dari Rusia hanya akan merugikan konsumen dan masyarakat.

Rusia bahkan sedang mempertimbangkan untuk menghentikan pasokan energi melalui pipa Nord Stream 1, sebagai balasan atas penghentian proyek pipa Nord Stream 2 yang membentang dari Rusia hingga Jerman.

"Sejauh ini kami belum membuat keputusan ini, meskipun politisi Eropa menekan kami untuk menuruti permintaan mereka. Tidak ada pihak yang diuntungkan dari (larangan) ini,” ujar Novak.

3. Jerman menolak ajakan AS dan Ukraina untuk melarang impor energi dari Rusia

Ancaman Kremlin: Embargo Minyak Rusia Bisa Picu Bencana GlobalKanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga menolak seruan Amerika Serikat (AS) dan Ukraina untuk menutup pintu impor minyak dan gas dari Rusia. Menurut Scholz, kebutuhan Eropa yang tinggi terhadap pasokan energi dari Rusia tidak akan tergantikan dalam semalam.

“Ini (menyetop impor dan mencari alternatif pemasok minyak dan gas) tidak dapat dilakukan dalam semalam. Itulah mengapa kami, secara sadar, memutuskan untuk melanjutkan bisnis dengan Rusia di bidang pasokan energi,” kata Scholz pada Senin (7/3/2022), dikutip dari Politico.

"Eropa dengan sengaja membebaskan pasokan energi dari sanksi. Saat ini, pasokan energi Eropa untuk pembangkit panas, mobilitas, pasokan listrik, dan industri tidak dapat diamankan dengan cara lain. (Energi dari Rusia) sangat penting untuk penyediaan layanan publik dan kehidupan sehari-hari warga negara kita," sambung Scholz.

Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Dimulai! Rusia Lancarkan Invasi Skala Penuh

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya