AS: Pasukan Rusia Akan Kepung dan Menyerang Ukraina di Banyak Kota

AS sebut Rusia tidak hanya menargetkan Kiev

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) kembali merilis informasi seputar ancaman invasi Rusia. Tiga pejabat anonim AS mengatakan, Rusia kemungkinan akan menginvasi beberapa kota di Ukraina selain Kiev.

Kota-kota yang terancam diserang adalah Kharkiv di timur laut serta Odessa dan Kherson di selatan. Kendati begitu, mereka tidak merincikan bukti intelijen guna mendukung pernyataan itu, dikutip dari Bloomberg.

Pejabat itu hanya menjelaskan, prediksi yang disebarkan AS disusun melalui informasi seputar jenis dan kemampuan pasukan, yang disiagakan di dekat perbatasan Ukraina. Bertolak dari kalkulasi tersebut, mereka menyimpulkan bahwa pasukan Moskow mampu menginvasi berbagai kota.

1. Pejabat AS tidak menjelaskan alasan Rusia akan menginvasi sejumlah kota

AS: Pasukan Rusia Akan Kepung dan Menyerang Ukraina di Banyak KotaSeorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Sayangnya, mereka tidak memberi penjelasan mengapa Kremlin menargetkan kota-kota yang telah disebutkan.

Salah seorang pejabat menambahkan, invasi dalam skala penuh dapat dilakukan dengan serangan udara dan serangan siber.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden juga menyampaikan ungkapan senada, bahwa Presiden Vladimir Putin telah memutuskan untuk bergerak melawan Ukraina dan invasi akan terjadi dalam beberapa hari.

Asesmen AS, yang disampaikan oleh Biden, telah dibagikan kepada sekutu Eropa. Namun, seorang pejabat memberi catatan, tidak ada yang mengetahui keputusan akhir Putin, bahkan setelah dia memutuskan sesuatu, keputusan dapat dibatalkan dalam waktu singkat.

Baca Juga: Bank Dunia Siapkan Dana Rp4,9 Triliun untuk Ukraina

2. Perusahaan satelit AS laporkan pergerakan pasukan Rusia di perbatasan

AS: Pasukan Rusia Akan Kepung dan Menyerang Ukraina di Banyak KotaTentara Angkatan Bersenjata Ukraina mengendarai kendaraan peluncur roket otomatis saat berlatih di wilayah Kherson, Ukraina, dalam foto handout yang dirilis pada Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Armed Forces Press Service/Handout via REUTERS/FOC.

Perusahaan citra satelit AS Maxer pada Minggu (20/2/2022) menyampaikan, Rusia telah menambah pasukan dan peralatan militernya di perbatasan Ukraina. Potret satelit menunjukkan, ada pasukan dan peralatan lapis baja baru yang ditempatkan di sebuah ladang, yang berjarak 9-19 mil dari Ukraina.

Foto yang disebar tampak menunjukkan jejak kendaraan memotong melalui ladang yang tertutup salju dan dikelilingi hutan, dikutip dari AFP.  

“Hari ini, sebagian besar unit tempur dan peralatan pendukung di Soloti telah berangkat dan jalur kendaraan yang luas dan beberapa konvoi peralatan lapis baja terlihat di seluruh area. Beberapa peralatan juga telah dikerahkan di sebelah timur Valuyki, Rusia, di sebuah lapangan sekitar 15 kilometer utara perbatasan Ukraina,” kata Maxar.

"Selain itu, sejumlah penempatan lapangan baru juga terlihat di barat laut Belgorod (penempatan sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina) dengan banyak peralatan dan pasukan di dekat kawasan hutan," tambah dia.

3. Rusia bantah berbagai tuduhan AS

AS: Pasukan Rusia Akan Kepung dan Menyerang Ukraina di Banyak KotaGedung Kremlin di Rusia. (Pixabay.com/rperucho)

Dalam sejumlah kesempatan, Putin menegaskan bahwa pengerahan pasukan merupakan cara Rusia untuk menekan Barat, agar mereka mengabulkan jaminan keamanan yang diminta, yaitu menolak keanggotaan Ukraina pada NATO dan menarik seluruh pasukan serta instalasi militer dari Eropa timur.

Moskow menyangkal pengerahan pasukan dilakukan untuk menginvasi Ukraina. Rusia bahkan mengumumkan bahwa mereka telah menarik sejumlah pasukannya dari perbatasan.

AS membantah itu dan menuduh Rusia telah menambah pasukannya dalam seminggu terakhir. Di sisi lain, Barat semakin khawatir karena Rusia memperpanjang latihan militer di Belarus yang seharusnya berakhir Minggu kemarin.

"Bloomberg telah menerbitkan beberapa artikel tentang dugaan invasi Rusia ke Ukraina atau non-invasi Ukraina. Informasi ini tidak pernah terbukti akurat. Itu dibantah baik oleh pihak Rusia maupun dibantah langsung oleh peristiwa-peristiwa berikutnya," kata Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Baca Juga: Ukraina: Kami Adalah Perisai Eropa dari Rusia, Beri Kami Bantuan!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya