AS Teliti Reaksi Alergi usai Suntikan Vaksin Pfizer dan Moderna
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) tengah memantau dengan seksama terhadap individu yang alergi setelah disuntik vaksin corona dari Pfizer-BioNTech dan Moderna. CDC juga menekankan supaya mereka yang alergi tidak diberi suntikan kedua.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (6/1/2021), badan kesehatan masyarakat Amerika Serikat (AS) mengatakan reaksi alergi terjadi pada tingkat 11,1 per 1 juta vaksinasi. Perbandingannya cukup jauh dengan vaksin flu pada tingkat 1,2 per 1 juta suntikan.
1. Kemungkinan tidak akan mengganggu program vaksinasi
Sejauh ini, CDC sangat jarang mendapati reaksi alergi yang sangat parah sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut. Oleh sebab itu, reaksi tersebut kemungkinan tidak akan mengganggu jalannya program vaksinasi, mengingat virus COVID-19 sudah merenggut lebih dari 357 ribu nyawa warga AS.
Adapun hasil dari pemantauan alergi akan segera diunggah di laman website yang diperbarui setiap minggu.
Baca Juga: Perawat di AS Kena COVID-19 Sepekan usai Disuntik Vaksin Pfizer
2. Sekitar 28 orang yang menunjukkan reaksi alergi
Editor’s picks
Pejabat CDC menyampaikan, ada 28 orang yang menunjukkan reaksi alergi parah sejak disuntukkan vaksin Pfizer-BioNTech. Mereka juga mencatat satu kasus anafilaksis, yang dapat menyebabkan pembengkakan tenggorokan dan kesulitan bernapas, setelah seseorang menerima vaksin Moderna.
Sebagai langkah pencegahan, CDC meminta tempat penyuntikan vaksin tidak hanya mengenali reaksi alergi yang serius, tapi juga dilatih untuk merawat dan mengenali gejala alergi yang membutuhkan rujukan rumah sakit.
3. Individu dengan riwayat anafilaksis tidak boleh disuntik vaksin Pfizer-BioNTech
Sebuah studi yang diterbitkan dalam laporan mingguan CDC tentang kematian dan penyakit, mengidentifikasi 21 kasus anafilaksis setelah pemberian 1.893.360 dosis vaksin yang dikembangkan perusahaan farmasi AS Pfizer bersama dengan rekannya perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech.
Dari jumlah tersebut, 71 persen terjadi dalam 15 menit pertama setelah pemberian vaksin. Regulator medis Inggris mengatakan bahwa siapa pun dengan riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh diberi vaksin Pfizer-BioNTech.
Baca Juga: Seorang Warga Alaska Alami Reaksi Alergi Setelah Divaksin