Austria Kembali Terapkan Lockdown Nasional hingga 13 Desember 2021

Capaian vaksinasi Austria salah satu terendah di Eropa Barat

Jakarta, IDN Times – Austria resmi memberlakukan penguncian nasional (lockdown) mulai Senin (22/11/2021) demi mencegah penularan COVID-19. Kebijakan tersebut berlangsung selama 20 hari, namun akan dievaluasi setelah hari ke-10.

Dilansir ABC, pemerintah membatasi mobilitas masyarakat, termasuk bagi mereka yang ingin membeli bahan makanan, pergi ke dokter, dan berolahraga di luar ruangan. Restoran dan sebagian besar toko harus ditutup dan acara besar harus dibatalkan. Hanya sekolah dan tempat penitipan anak yang tetap buka, tetapi orang tua didorong untuk menjaga anak-anaknya di rumah.

Pemerintah Austria berharap bisa mencabut pembatasan itu pada 13 Desember, tetapi penguncian diprediksi akan tetap berlaku bagi warga yang belum divaksinasi COVID-19.

1. Warga justru keluar rumah untuk menikmati hari terakhir sebelum lockdown

Austria Kembali Terapkan Lockdown Nasional hingga 13 Desember 2021Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Keputusan penguncian memicu warga untuk menikmati hari terakhir di kedai kopi dan pasar Natal di seluruh negeri.

“Ini adalah kesempatan terakhir untuk merasakan waktu dan suasana Natal,” kata Alexandra Ljesevic, warga Austria yang sedang menikmati anggur di pasar Natal Freyung di Wina.

Para perawat merasa lebih beruntung daripada kebanyakan orang, karena pekerjaan mereka tidak akan terpengaruh lockdown. Namun, mereka pesimis pemerintah akan melonggarkan lockdown sebagaimana target awal yang telah diumumkan.

"Akan aneh jika dalam 20 hari mereka berkata, 'Oke, untuk orang yang divaksinasi, Anda bebas pergi,’ padahal rumah sakit masih kewalahan. Itulah satu-satunya alasan mengapa kita membutuhkan penguncian,” ujar Anna Ljesevic.

Baca Juga: Jerman Akan Perketat Lockdown Bagi Warga yang Ogah Divaksinasi COVID

2. Pemerintah wajibkan warga menerima vaksin

Austria Kembali Terapkan Lockdown Nasional hingga 13 Desember 2021ilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).

Pekan lalu, Kanselir Alexander Schallenberg mengumumkan, pemerintah akan mewajibkan vaksinasi COVID-19 pada seluruh warga mulai 1 Februari 2022. Namun, dia belum merinci bagaimana mandat itu akan diberlakukan.

Schallenberg mengaku sedih dengan pencapaian vaksinasi Austria, yaitu kurang dari 66 persen dari 8,9 juta warga yang sudah divaksinasi penuh. Capaian itu tercatat sebagai salah satu yang terendah di Eropa Barat.

Pada Jumat (19/11/2021), Austria melaporkan 15.809 kasus baru, tercatat sebagai infeksi tertinggi sepanjang pandemik COVID-19. Secara total, Austria telah mencatat 1.056.613 kasus positif dan 12.015 kasus kematian, dikutip dari Worldometer.

Rumah sakit, terutama di daerah yang paling terdampak Salzburg dan Upper Austria, kewalahan karena jumlah pasien virus corona meningkat di unit perawatan intensif.

Schallenberg juga berharap pemerintah tidak perlu memberlakukan penguncian baru pada musim panas ini. Tetapi, dia merasa hal itu sulit diberlakukan karena masih banyak orang yang belum divaksinasi.

“Bahwa kebebasan orang perlu dibatasi lagi, percayalah, saya juga sulit menanggungnya,” kata dia.

3. Kebijakan lockdown ditentang masyarakat anti-vaksin

Austria Kembali Terapkan Lockdown Nasional hingga 13 Desember 2021Ilustrasi lockdown. IDN Times/Arief Rahmat

Kewajiban vaksin mendapat protes keras dari beberapa kelompok anti-vaksin. Bahkan, pada hari Sabtu, sekitar 40 ribu orang termasuk dari anggota partai sayap kanan turun ke jalan untuk menentang keputusan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer, menyebut demonstran anti-vaksin dan anti-lockdown sebagai kelompok radikal. Pemerintah sedikitnya mengerahkan 150 ribu personel kepolisian pada hari Minggu, untuk memantau apakah orang-orang mematuhi kewajiban lockdown terbaru.

Lockdown nasional yang dimulai pekan ini tercatat sebagai kebijakan yang paling ketat untuk mencegah gelombang keempat. Pada awal bulan, pemerintah untuk pertama kalinya mencoba menekan orang yang tidak divaksinasi untuk mendapat inokulasi, dengan cara melarang mereka mengunjungi restoran, hotel, dan acara besar. Sayangnya, kebijakan itu belum cukup untuk menurunkan kasus.

“Anda harus menerimanya. Tidak ada pilihan lain. Yang bisa Anda lakukan hanya berharap bahwa hari-hari ini, ketika semuanya ditutup, itu (kebijakan lockdown) akan benar-benar berpengaruh,” kata Silvia Weidenauer, warga Austria yang juga menghabiskan hari terakhir sebelum lockdown di pasar Natal.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus COVID-19 Menggila Lagi di Inggris dan Rusia

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya