Faskes Lumpuh! India Laporkan 200.000 Kasus Positif COVID dalam Sehari

Krisis tempat tidur rumah sakit dan kekurangan oksigen

Jakarta, IDN Times - India melaporkan penambahan kasus harian COVID-19 terbanyak dalam sehari, yaitu 200.739 kasus positif pada Kamis (15/4/2021). Otoritas kesehatan setempat sedang bergulat dengan kekurangan tempat tidur dan krisis pasokan oksigen yang parah.
 
Pada hari yang sama, angka kematian harian bertambah 1.038 kasus, dengan total mortalitas mencapai 173.123. Adapun akumulasi kasus positif di negara itu mencapai 14,1 juta, berada satu posisi di bawah Amerika Serikat (AS) dengan 31,4 juta kasus positif.
 
Lonjakan tersebut adalah rekor kenaikan harian ketujuh dalam delapan hari terakhir dan terjadi ketika India berjuang melawan gelombang kedua dari infeksi yang berpusat di negara bagian Maharashtra. Negara bagian barat menyumbang sekitar seperempat dari total kasus.

1. Situasi di rumah sakit semakin kacau

Faskes Lumpuh! India Laporkan 200.000 Kasus Positif COVID dalam SehariPetugas medis melakukan tes usap (swab) dari seorang pria di tengah penyebaran virus corona (COVID-19), di pusat uji, di New Delhi, India, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis)

Rumah sakit dan dokter di Maharashtra, serta wilayah lain termasuk Gujarat dan Delhi di utara, kewalahan akibat lonjakan penerimaan pasien COVID-19.
 
“Situasinya sangat buruk. Kami adalah rumah sakit dengan 900 tempat tidur, tetapi ada sekitar 60 pasien yang menunggu dan kami tidak memiliki tempat untuk mereka,” kata pejabat di Rumah Sakit Medis Pemerintah Nagpur, pusat komersial di Maharashtra, dikutip dari Al Jazeera.
 
Di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, ambulans harus membuat antrean panjang karena tidak ada lagi ruang yang tersisa di rumah sakit. Mereka bahkan melaporkan kekurangan tabung oksigen.
 
"Jika kondisi seperti itu terus berlanjut, jumlah korban tewas akan meningkat," tulis kepala badan medis di Ahmedabad dalam sepucuk surat kepada kepala menteri negara bagian Gujarat.
 
Pemerintah India mengatakan, negara tersebut telah memproduksi oksigen dengan kapasitas penuhnya setiap hari selama dua hari terakhir dan telah meningkatkan produksi.
 
"Seiring dengan peningkatan produksi oksigen dan kelebihan stok yang tersedia, ketersediaan oksigen saat ini sudah mencukupi," kata kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
 

Baca Juga: Riset: Virus Corona P1 Mutasi Brasil 2,5 Kali Lebih Menular

2. Corona juga menghantui fasilitas kesehatan ibu kota

Faskes Lumpuh! India Laporkan 200.000 Kasus Positif COVID dalam SehariPekerja migran menunggu uji rapid antigen di lokasi pembangunan komplek gedung tempat tinggal ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di New Delhi, India, Sabtu (19/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Di ibu kota Delhi, kasus COVID-19 setiap hari mencapai rekor baru. Tenaga kesehatan telah memperingatkan bahwa lonjakan kasus bisa lebih mematikan dari tahun sebelumnya.
 
Menurut statistik, Delhi mencatat 17.282 kasus selama 24 jam terakhir, angka tertinggi dalam 24 jam sejauh ini. Kota itu juga melaporkan krisis tempat tidur ICU untuk pasien COVID-19, sedangkan kapasitas ventilator mereka hanya sekitar 171 unit.
 
“Virus ini lebih menular dan ganas,” kata Dhiren Gupta, seorang dokter anak di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di New Delhi.
 
Belasan hotel dan balai pernikahan di kota itu telah dialihfungsikan menjadi lokasi perawatan serta karantina pasien COVID-19, aksesnya dibuat terhubung dengan rumah sakit.
 
"Lonjakan itu mengkhawatirkan," kata SK Sarin, pakar kesehatan pemerintah di New Delhi.
 

3. Kemarahan masyarakat dan situasi yang kacau

Faskes Lumpuh! India Laporkan 200.000 Kasus Positif COVID dalam SehariPetugas kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) saat melakukan uji usap pada pekerja konstruksi untuk uji antigen cepat di lokasi konstruksi, ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Ahmedabad, India, Rabu (9/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Dengan lebih banyak korban jiwa, ada beban besar di krematorium dan kuburan di ibu kota. Aliran jenazah yang terus-menerus terlihat tiba di Nigambodh Ghat, salah satu krematorium utama Delhi, di mana waktu tunggu untuk kremasi adalah lima hingga enam jam.
 
Saluran televisi lokal memotret kemarahan seorang kerabat gegara pasien meninggal setelah menghabiskan berjam-jam di tandu di luar rumah sakit COVID-19. Peristiwa itu terjadi di negara bagian Jharkhand, Ranchi, di mana semua tempat tidur rumah sakit dilaporkan telah penuh.
 
Pemandangan serupa dapat dilihat di ibu kota tetangga Bihar, Patna.
 
Di Mumbai, dua kompleks besar untuk pasien sedang dibangun, bersamaan dengan pembatasan mobilitas oleh pemerintah Maharashtra selama dua pekan ke depan. Mulai Rabu malam, semua toko, mal, dan pengiriman e-commerce, kecuali barang-barang penting seperti makanan, bahan makanan, dan obat-obatan ditangguhkan hingga 1 Mei.
 
Semua unit manufaktur, kecuali yang berorientasi pada ekspor dan barang-barang penting, juga akan ditutup. Bar dan restoran telah ditutup dan pertemuan lebih dari lima orang dilarang di seluruh negara bagian.
 
Dalam beberapa hari terakhir, pekerja migran yang mengangkut tas punggung memenuhi kereta yang hendak meninggalkan Mumbai.
 
Tren penurunan infeksi sebenarnya terlihat pada akhir 2020, namun jumlahnya mulai meningkat lagi pada pertengahan Februari tahun ini.
 

Baca Juga: Bisnis di Negara Bagian Terkaya India Terdampak Pembatasan COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya