Hampir 200 Orang di Amerika Serikat Meninggal Akibat Gelombang Panas

Ratusan orang juga meninggal di Kanada

Jakarta, IDN Times - Gelombang panas yang melanda Pasifik barat laut Amerika Serikat (AS) telah menewaskan 194 orang. Otoritas kesehatan merilis laporan detail, 116 kematian terjadi di Oregon dan 78 kematian di Washington.

Dilansir The Guardian, kematian akibat gelombang panas di Washington menjadi sorotan. Sebab, pada periode Juni-Agustus 2020, gelombang panas hanya merenggut tujuh nyawa. Jika menelisik data lebih jauh, maka sepanjang 2015-2020 angka kematian akibat hal serupa berjumlah 39 kasus.

“Lompatan besar kematian akibat panas ini tragis dan sesuatu yang banyak orang pikir mereka tidak akan pernah lihat di Pasifik barat laut, dengan iklimnya yang sebagian besar tidak terlalu panas,” kata pejabat kesehatan negara bagian Washington, Scott Lindquist.

1. Ratusan orang juga meninggal di Kanada

Hampir 200 Orang di Amerika Serikat Meninggal Akibat Gelombang PanasSebuah pemandangan menunjukkan kebakaran hutan yang terbakar di luar kota Lytton, British Columbia, Kanada, Kamis (1/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jennifer Gauthier.

Baca Juga: Belahan Bumi Utara Dilanda Gelombang Panas, Ilmuwan Beri Peringatan

Menurut Lindqusit, gelombang panas yang menimbulkan korban jiwa di Oregon dan Washington merupakan dampak dari perubahan iklim.

“Iklim sedang berubah, kami melihat bukti dengan peristiwa cuaca yang dramatis, banjir besar, kebakaran hutan bersejarah, dan banyak lagi,” tambah dia.

Di Oregon, sebagian besar kematian terjadi di daerah Multnomah di Portland. Banyak dari mereka yang meninggal karena tidak memiliki AC atau kipas angin dan menyerah dengan cuaca panas sendirian di dalam rumah. Korban termuda berusia 37 tahun dan korban tertua berusia 97 tahun.

Gelombang panas, yang juga melanda Kanada bagian barat, juga diperkirakan telah menewaskan sebanyak 500 orang di British Columbia. Fenomena cuaca ini juga memicu ratusan kebakaran hutan yang saat ini berkobar di provinsi tersebut.

2. Gelombang panas serupa bisa saja terjadi 5-10 tahun sekali

Hampir 200 Orang di Amerika Serikat Meninggal Akibat Gelombang PanasIlustrasi gelombang panas. (Pixabay.com/selenee51)

Gelombang panas di beberapa daerah telah memecahkan rekor hingga 46 derajat celcius. Ahli meteorologi mengatakan peristiwa cuaca itu dipicu oleh dua sistem tekanan.

Peneliti World Wather Attribution menegaskan perubahan cuaca ekstrem kali ini tidak lepas dari ulah manusia. Besaran suhu yang tercatat bahkan lebih tinggi dari perhitungan mereka.

“Ini membuat sulit untuk mengukur dengan yakin seberapa jarang peristiwa itu,” kata mereka, seraya menambahkan gelombang panas seperti itu harusnya terjadi sekali dalam satu milenium.

Namun, jika terjadi kenaikan suhu hingga 0,8 derajat celcius lagi, maka hal seperti itu bisa terjadi sekali dalam 5-10 tahun.

3. Banyak satwa mati di laut Kanada

Hampir 200 Orang di Amerika Serikat Meninggal Akibat Gelombang PanasIlustrasi Laut (IDN Times/Lia Hutasoit)

Para ahli juga mengatakan, lebih dari satu miliar satwa laut di pantai Pasifik Kanada kemungkinan telah mati karena panas yang ekstrem. Christopher Harley, ahli biologi Universitas British Columbia, mengatakan berjalan-jalan di pantai daerah Vancouver menggarisbawahi hilangnya kehidupan laut yang ekstrem.

“Pantai biasanya tidak berderak saat Anda berjalan di atasnya. Tetapi, ada begitu banyak cangkang kerang kosong tergeletak di mana-mana, sehingga Anda tidak bisa menghindari menginjak hewan mati sambil berjalan-jalan,” kata Harley.

Kematian massal kerang akan berdampak terhadap kualitas air. Sebab, kerang membantu menyaring laut dan menjaga air tetap jernih, sehingga sinar matahari dapat mencapai tempat tidur eelgrass, yang pada gilirannya menciptakan habitat bagi spesies lain.

Baca Juga: Gelombang Panas Hantam AS dan Kanada

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya