Indonesia Dorong Pelibatan Perempuan dalam Isu Perdamaian Dunia

Perempuan efektif untuk tangani luka psikologi pascakonflik

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, berharap peran perempuan dalam isu keamanan dan perdamaian dunia pada 2021 semakin besar. Menurut Retno, pendekatan perempuan sangat efektif untuk menangani luka psikologis pascakonflik.
 
“Saya melihat penjaga perdamaian perempuan performance-nya sangat baik, lebih mudah diterima masyarakat juga,” kata Retno dalam webinar bertajuk Refleksi Perempuan Awal Tahun 2021 yang ditayangkan melalui YouTube Kaukus Perempuan Parlemen RI, Senin (4/1/2021).

1. Peran perempuan masih sangat minim pada isu perdamaian

Indonesia Dorong Pelibatan Perempuan dalam Isu Perdamaian DuniaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menyoroti rendahnya keterlibatan perempuan pada isu perdamaian di beberapa negara. Seperti partisipasi di Afganistan yang hanya 10 persen, sekitar 20 persen dalam proses politik di Libya, dan perempuan sama sekali tidak dilibatkan dalam resolusi konflik di Yaman.
 
“Oleh karena itu pemberdayaan perempuan untuk isu women peace and security harus kita arus-utamakan,” ujar dia.

Baca Juga: Dinominasikan Nobel Perdamaian di Usia Belia, Siapa itu Greta Thunberg

2. Indonesia memprakarsai Resolusi DK 2538 DK PBB

Indonesia Dorong Pelibatan Perempuan dalam Isu Perdamaian Dunia(Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di markas PBB New York) Kementerian Luar Negeri

Pada tataran global, Indonesia mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengadopsi resolusi 2538 mengenai partisipasi perempuan dalam isu perdamaian dan keamanan dunia.

“Ini resolusi pertama Dewan Keamanan yang secara khusus membahas peran pasukan perempuan dalam misi perdamaian dunia. Dan ini memiliki makna yang sangat penting, karena mendorong terciptanya kondisi kondusif bagi personel perempaun dalam misi PBB,” bebernya.

Resolusi tersebut juga lahir dari kebutuhan akan jaminan serta keberpihakan terhadap pasukan perdamaian perempuan asal Indonesia. Jumlahnya mencapai 5 persen, sekitar 163 orang dari total 2.828 peace keeper di delapan misi PBB.  

3. Indonesia juga mendorong terbentuknya jejaring perempuan global

Indonesia Dorong Pelibatan Perempuan dalam Isu Perdamaian DuniaWebinar "Perempuan Berdaya Indonesia Maju: Refleksi Awal Tahun 2021, Quo Vadis Perempuan Indonesia" (Youtube.com/ Kaukus Perempuan Parlemen RI KPP-RI)

Di tingkat kawasan, Indonesia juga memprakarsai pembentukan jejaring global bagi perempuan. Jejaring itu antara lain, South East Asia Network of Women Peace Negotiator and Mediator yang nantinya akan menjadi bagian dari Global Alliance for Regional Women Negotiator Network.
 
“Ini akan jadi wadah agar kapasitas perempuan meningkat bagi perdamaian,” katanya.
 
Jejaring global merupakan upaya preventif Indonesia untuk menyambut perdamaian namun mengurangi partisipasi perempuan dalam proses pembangunan negeri. “Di Afganistan kami fokus di 2 building block, di ulama dan perempuan. Karena kami tidak ingin perdamaian di Afganistan justru peran perempuan mengalami kemunduran,” tutup Retno.

Baca Juga: 5 Sebab Perempuan Harus Terus Mengembangkan Diri, Jangan Mau Kalah!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya