Indonesia Sebut Banyak Negara Tertarik Adopsi Sistem Kartu Prakerja

PBB siap bantu Indonesia promosikan Kartu Prakerja

New York, IDN Times – Indonesia akan membagikan kisah sukses Kartu Prakerja, sebagai salah satu jaring pengaman sosial yang disiapkan pemerintah selama pandemik COVID-19, dalam rangkaian Sidang Majelis Umum ke-78 Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB).

Kartu Prakerja dianggap berhasil mengentaskan kemiskinan, bersamaan dengan meningkatkan kualitas warga Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah krisis ekonomi imbas pandemik.

“Kartu Prakerja menarik perhatian negara lain untuk ditiru dan dipelajari. Kami dikabari bahwa ada perjanjian bilateral dengan negara lain yang ingin mempelajari Kartu Prakerja,” kata Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Tri Tharyat, di Kantor Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Minggu (17/9/2023).

“Banyak juga yang tertarik karena Kartu Prakerja praktiknya tidak hanya melibatkan pemerintah Indonesia, tapi juga lembaga sosial masyarakat (LSM), yayasan, dan kelompok masyarakat yang sangat memberikan kontribusi positif,” tambah dia.

1. Mekanisme Kartu Prakerja ingin diadopsi di banyak negara

Indonesia Sebut Banyak Negara Tertarik Adopsi Sistem Kartu PrakerjaIlustrasi Sidang Majelis Umum PBB (IDN Times/Vanny El Rahman)

Ketertarikan banyak negara, termasuk PBB, terhadap Kartu Prakerja tidak lepas dari rapor merah soal Sustainable Development Goals (SDGs). Pasalnya, target SDGs pada 2030 ternyata masih jauh dari yang diharapkan.

“Laporan PBB hasilnya agak mengecewakan. Secara global, dari 140 target hanya 12 persen yang on-track, 30 persen stagnan atau bahkan mengalami kemunduran,” kata Tri.

Alih-alih fokus untuk mencapai SDGs yang menjadi komitmen bersama sejak 2012, banyak negara yang mengalokasikan sumber dayanya demi keluar dari berbagai krisis global dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, praktik Kartu Prakerja diapresiasi karena tetap berkomitmen pada peningkatkan kualitas sumber daya manusia, sembari membagikan bantuan uang untuk mencegah melebarnya jurang kemiskinan di tengah krisis.

“Jadi dalam konteks PBB, mereka tertarik melakukan berbagai kerja sama untuk penguatan kapasitas pelaksanaan di negara lain,” ujar Tri.

Baca Juga: Indonesia Jadi Panutan soal Pencapaian SDGs

2. Rapor positif Indonesia soal SDGs

Indonesia Sebut Banyak Negara Tertarik Adopsi Sistem Kartu PrakerjaDirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Tri Tharyat (IDN Times/Vanny El Rahman)

Di tengah tren negatif pencapaian SDGs global, Indonesia justru berhasil menorehkan catatan apik. Berdasarkan 222 indikator yang sudah ditetapkan, sekitar 63 persen atau 141 indikator telah mencapai target.

Jika ditambah dengan 15 persen atau 33 indikator yang menunjukkan tren membaik atau akan tercapai, maka terdapat sekitar 78 persen indikator yang telah tercapai. 

Secara tidak langsung, Kartu Prakerja berkontribusi terhadap upaya Indonesia untuk tetap memperjuangkan SDGs di masa-masa sulit.

“Banyak negara ingin belajar dari Indonesia tentang bagaimana kita dapat mencapai target SDGs dengan baik,” kataTri

3. Kegiatan Indonesia terkait SDGs selama rangkaian SMU PBB

Indonesia Sebut Banyak Negara Tertarik Adopsi Sistem Kartu PrakerjaDiagram 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)

Sebagai informasi, SDGs Summit akan dibuka pada Senin (18/9/2023) pukul 09.00 waktu New York, atau sekitar pukul 20.00 WIB. SDGs Summit akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama yang mengawali serangkaian kegiatan dalam SMU ke-78 PBB.

Tri menjelaskan, SDGs Summit akan terbagi menjadi dua klaster, yaitu klaster mobilisasi dan klaster akselerasi.

Klaster mobilisasi akan membahas tentang optimalisasi sumber daya yang ada untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan. Sementara, klaster akselerasi membahas soal upaya tambahan yang diperlukan guna mencapai target SDGs yang tersisa 7 tahun lagi.

Terkait SDGs, pemerintah Indonesia juga akan mengadakan kegiatan dengan tema Skilling, Upskilling, and Reskilling for a Resilient Workforce.

Selain itu, Indonesia akan menjadi co-host untuk kegiatan Accelerating SDGs Progress through National Financing Strategis and Integrated National Financing Framework.

Ada juga sejumlah acara yang melibatkan Indonesia sebagai panelis atau pembicara, yaitu:

  • Regional Actions to Support Localization and Build Resilience.
  • Food Systems: Transforming food systems for a sustainable world without hunger.
  • Power of Data: Unlocking the Data Dividend for the SDGs - SDG Action Weekend
  • Global Accelerator: The Global Accelerator on Jobs and Social Protection for Just Transitions.
  • Nature Driving Economic Transformation.

Baca Juga: Indonesia Gandeng Seniman AS untuk Dirikan Teater Broadway di IKN

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya