Indonesia-Serbia Sepakat Saling Akui Sertifikat Vaksinasi COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Indonesia dan Serbia sepakat untuk mengakui sertifikat vaksinasi COVID-19 yang diterbitkan oleh masing-masing negara. Kebijakan itu merupakan salah satu langkah konkret untuk menolak diskriminasi vaksin.
Kesepakatan dicapai usai pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, dengan Menlu Serbia, Nikola Selaković, di Beograd, Serbia, pada Minggu (10/10/2021).
Selain itu, kedua Menlu juga sepakat untuk mempercepat pemulihan ekonomi melalui peningkatan kerja sama, khususnya pada bidang investasi, demikian dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Pengumuman! Datang ke Gedung BEI Wajib Menunjukkan Sertifikat Vaksin
1. Kedua negara sepakat menominasikan arsip KTT I GNB ke UNESCO
Pada saat yang sama, Retno juga menyinggung soal inisiatif Indonesia untuk menominasikan arsip konferensi tingkat tinggi (KTT) I Gerakan Non-Blok (GNB) pada program Memory of the World (MOW) UNESCO.
Arsip itu dinominasikan karena dianggap memiliki arti penting secara global, terutama dalam hal peran dan kontribusi GNB untuk mendorong perdamaian dan keamanan dunia. Kemudian, GNB juga berkontribusi besar untuk mendorong kerja sama internasional dengan tetap menjunjung tinggi kemerdekaan dan kesetaraan.
Baca Juga: Dianggap Diskriminatif, AS Abaikan Wajib Paspor Vaksin
2. Menandatangani nota kesepahaman soal kerja sama ekonomi
Serbia juga mendukung inisiatif Indonesia dan berjanji akan bekerja sama menggalang dukungan negara-negara lain, supaya arsip KTT I GNB masuk dalam MOW.
Menlu Retno dan Menlu Selaković juga menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Peningkatan Kapasitas Diplomatik, yang bertujuan untuk memajukan pendidikan dan pelatihan bagi diplomat Indonesia dan Serbia.
Baca Juga: Paspor Vaksin COVID-19 Korea Selatan akan Dilindungi Blockchain
3. Ada pula kerja sama tentang UMKM dan lintas universitas
Keduanya turut menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan University of Belgrade ihwal Kerja Sama Inkubasi Bisnis dan Inovasi.
Melalui nota kesepahaman itu, pemerintah berupaya untuk memberikan peluang bagi usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia, agar dapat dioptimalkan di pasar Serbia dan kawasan Balkan barat.
Menlu Retno Marsudi berada di Beograd sebagai utusan khusus Presiden RI untuk menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB). Momentum tersebut dianggap sangat penting bagi Indonesia dan Serbia, mengingat kedua negara termasuk pencetus GNB.