Kim Jong-un: Korea Utara Siap Konfrontasi dengan AS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengatakan, negaranya siap “berdialog dan berkonfrontasi” dengan Amerika Serikat (AS) di bawah administrasi Presiden Joe Biden.
Dikutip dari The Straits Times, pada pertemuan pleno komite Pusat Partai Buruh yang berlangsung Kamis, 17 Juni 2021, Kim menguraikan strategi dalam menjalin relasi dengan Washington terkait kecenderungan kebijakan baru pemerintahan AS.
"(Kim) menekankan perlunya persiapan untuk dialog dan konfrontasi, terutama untuk melindungi martabat negara ini dan (demi) lingkungan yang damai,” kata Kim, sebagaimana diwartakan Korean Central News Agency, Jumat (18/6/2021).
Baca Juga: Disanksi PBB, Korut Bersiap untuk Menjadi Negara Nuklir
1. Korut siap bertindak tegas lawan konfrontasi AS
Lelaki kelahiran Pyongyang, 8 Januari 1984 itu menegaskan, Korut harus bersikap tegas dan cepat menanggapi konfrontasi yang dilancarkan Biden.
“(Sebagai) upaya untuk mengambil kendali stabil dari situasi di Semenanjung Korea,” ujar Kim.
Pyongyang menyayangkan karena Biden memainkan politik permusuhan, yang disebut Kim sebagai penyelewengan nilai dari seorang veteran Demokrat. Pernyataan itu tidak lepas dari ancaman Biden beberapa saat lalu perihal program pengembangan nuklir Korut.
“Melalui diplomasi serta pencegahan yang keras,” ujar Biden, merujuk pada strategi AS untuk mencegah pengembangan nuklir Korut.
Sementara, pada 2019, Korut juga menyampaikan ungkapan konfrontatif, seperti “Biden harus dipukuli sampai mati dengan tongkat."
2. Biden enggan meniru pendekatan luar negeri Trump
Kebijakan luar negeri Biden menghadapi Korut berbanding terbalik pendekatan yang dilakukan Donald Trump. Mantan presiden AS dari Partai Republik itu sempat menjadi perbincangan dunia, setelah mengadakan pertemuan tatap muka dengan Kim. Namun, Biden mengkritiknya karena pertemuan tidak menghasilkan perubahan dramatis.
Bulan lalu, ketika Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengunjungi Washington, Biden menyampaikan bahwa dia tidak akan bertemu Kim, kecuali untuk merundingkan persenjataan nuklir.
Biden telah menegaskan posisinya bahwa apa yang dilakukan Trump hanya memberi keuntungan Kim, dan dia tidak akan mengulangi hal itu. “Saya tidak akan memberikan semua yang dia (Kim) cari, pengakuan internasional,” ujar Biden.
3. Pyongyang akan melanjutkan program nuklir untuk menekan Biden
Gedung Putih menyatakan mereka sedang mengupayakan pendekatan praktis yang terkalibrasi, sebuah jargon politik yang mengedepankan kerendahan hati dengan pikiran terbuka.
"Kami memahami di mana upaya sebelumnya di masa lalu mengalami kesulitan dan kami telah mencoba belajar dari itu," kata seorang pejabat senior Gedung Putih.
Sejauh ini, Korut telah melakukan enam uji coba bom atom sejak 2006. Korut juga berada di bawah beberapa sanksi internasional untuk program senjata terlarangnya itu.
Laporan pakar intelijen AS yang dirilis pada April, menyatakan Korut akan melanjutkan uji coba nuklir tahun ini sebagai cara untuk memaksa pemerintahan Biden kembali ke meja perundingan.
Baca Juga: Korut Kecam Penghentian Perjanjian Antara AS-Korsel