Korut Tembakkan 2 Rudal Balistik, Jepang: Ancaman Terhadap Perdamaian!

PM Jepang jamin Olimpiade Tokyo aman

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga mengatakan Korea Utara (Korut) telah meluncurkan dua rudal balistik ke laut dekat negaranya pada Kamis (25/3/2021). Uji coba rudal itu akan memicu ketegangan menjelang Olimpiade Tokyo 2021, sekaligus meningkatkan tekanan kepada Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.

Tindakan Korut juga melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Mereka melarang Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un melakukan uji coba rudal atau mengembangkan nuklir.

Sementara itu, Komando Indo-Pasifik Militer Amerika Serikat sedang memantau situasi dan berkonsultasi dengan sekutu sebelum mengeluarkan pernyataan resmi.

1. Jepang sebut uji coba rudal adalah ancaman terhadap perdamaian

Korut Tembakkan 2 Rudal Balistik, Jepang: Ancaman Terhadap Perdamaian!Ketua Partai Demokratik Liberal Jepang, Yoshihide Suga (Instagram.com/suga.yoshihide)

Baca Juga: Dimulai Hari Ini, Pawai Obor Olimpiade Tokyo 2020 Berlangsung 121 Hari

Jepang langsung mengajukan protes resmi melalui kedutaan besarnya di Tiongkok, menyebut bahwa uji coba tersebut mengancam perdamaian dan keamanan kawasan. Sementara, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan menyatakan keprihatinan atas peristiwa tersebut.

Penjaga pantai Jepang melaporkan, rudal pertama terdeteksi pada pukul 07.00 waktu setempat dan terbang dengan kecepatan sekitar 420 kilometer. Rudal kedua meluncur 20 menit kemudian dengan kecepatan 430 kilometer. Dua rudal itu tergolong sebagai senjata jarak pendek.

Penjaga pantai Jepang memperingatkan nelayan dan kapal agar tidak mendekati benda jatuh, serta meminta mereka untuk memberikan informasi jika mendapati informasi terbaru.

Korut sebelumnya telah melakukan uji tembak rudal, yang melewati langit Jepang, yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan menjangkau Amerika Serikat.

"Peluncuran pertama hanya dalam waktu kurang dari satu tahun merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di Jepang dan kawasan serta melanggar resolusi PBB," kata Suga kepada NHK, dikutip dari The Straits Times.

2. Suga menjamin keamanan Olimpiade Tokyo

Korut Tembakkan 2 Rudal Balistik, Jepang: Ancaman Terhadap Perdamaian!edatangan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga beserta Ibu Mariko Suga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Selasa, 20 Oktober 2020. PM Yoshihide Suga dan Ibu Mariko Suga disambut oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung di tangga pesawat (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Peluncuran rudal bertepatan dengan dimulainya estafet obor Olimpiade di Jepang pada hari ini. Acara tersebut menandakan hitungan mundur empat bulan sebelum Olimpiade musim panas di Tokyo, yang ditunda dari 2020 karena pandemik COVID-19.

Pada kesempatan yang sama, Suga menjamin keamanan Olimipiade. Dia akan meninjau secara komprehensif bersama Biden mengenai masalah Korut, saat melakukan kunjungan ke Washington bulan depan.  

Sebelumnya, Kepala staf gabungan Korea Selatan (JCS) juga melaporkan, dua proyektil tak dikenal ditembakkan ke laut dari Provinsi Hamgyong Selatan, pantai timur Korut. Otoritas intelijen Korea Selatan dan AS sedang menganalisis data peluncuran tersebut, untuk memperoleh informasi tambahan.

3. Tantangan bagi AS

Korut Tembakkan 2 Rudal Balistik, Jepang: Ancaman Terhadap Perdamaian!Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menandatangani perintah eksekutif pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Korut terus mengembangkan program nuklir dan misilnya sepanjang tahun 2020, yang melanggar sanksi PBB sejak 2006. Laporan PBB menyebut, Korut mendanai proyek pengembangan nuklir hingga 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,3 triliun melalui uang yang diperoleh dari peretasan dunia maya.

Sejak 2017, menjelang pertemuan bersejarah antara Jong-un dengan mantan Presiden AS Donald Trump, Korut tidak lagi melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM). Pada awal 2018, Korut mengumumkan moratorium pengujian senjata nuklir dan ICBM.

Sejauh ini, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri belum mengeluarkan komentar resmi. Pejabat senior AS mengatakan kepada Reuters, pemerintah Biden sedang dalam tahap akhir untuk meninjau kebijakan Korut. Para analis meyakini, posisi Biden akan lebih tegas dalam upaya denuklirisasi Korut.

Sedangkan, Leif-Eric Easley dari Universitas Ewha di Seoul menyampaikan tidak menutup kemungkinan Washington akan memberi tekanan kepada Tiongkok sebagai satu-satunya sekutu utama Korut.

“Aktivitas militer Korut setelah menegaskan kembali hubungan dengan Beijing. Ini akan meningkatkan seruan di AS dan di tempat lain, termasuk untuk memberikan sanksi kepada perusahaan China yang terlibat dalam perdagangan gelap,” katanya.

Baca Juga: Korea Utara Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya