Pandemik Mengganas, Amerika Serikat Tutup Penerbangan dari India

India menyumbang sepertiga kasus COVID-19 global

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menandatangani peraturan terbaru yang membatasi perjalanan dari India pada Jumat (30/4/2021). Sebagian besar warga non-AS yang bermukim di India dilarang memasuki negara tersebut.
 
Pembatasan yang berlaku sejak 4 Mei 2021 itu merupakan hasil penilaian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) terkait kondisi terkini pandemik COVID-19 di India.
 
"Cakupan pandemik COVID-19 di India sedang melonjak, menyumbang lebih dari sepertiga kasus global baru," demikian tertuang dalam pengumuman yang ditandatangani oleh Biden, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: India Terima Pasokan Oksigen dari 40 Negara saat COVID-19 Melonjak

1. Sebagai tindakan pencegahan

Pandemik Mengganas, Amerika Serikat Tutup Penerbangan dari IndiaPresiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Dalam pengumuman tersebut, pembatasan perjalanan ini merupakan upaya Gedung Putih untuk melindungi kesehatan masyarakat dari para pelancong India yang memasuki AS.  
 
Pada Januari 2021 lalu, Biden juga melarang warga non-AS yang berasal dari Afrika Selatan untuk memasuki Negeri Paman Sam. Aturan serupa sempat berlaku untuk pelancong dari Brasil, Inggris, Irlandia, dan 26 negara Eropa lainnya. Tiongkok dan Iran juga termasuk dalam daftar larangan tersebut.
 
Kebijakan itu mengatur, sebagian besar warga non-AS yang berasal dari salah satu negara daftar dalam 14 hari terakhir tidak memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan ke AS. Penduduk tetap AS dan anggota keluarganya serta beberapa warga negara non-AS lainnya, seperti pelajar, mendapat pengecualian.

2. Belum ada tanggapan resmi dari India

Pandemik Mengganas, Amerika Serikat Tutup Penerbangan dari IndiaSeorang pria berjalan melewati pembakaran tumpukan kayu pemakaman orang, yang meninggal karena penyakit virus corona (COVID-19), di tempat krematorium di New Delhi, India, Kamis (22/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui

Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, keputusan untuk membatasi perjalanan itu diproses dengan cepat, hanya dicapai kurang dari 24 jam. Kedutaan Besar India yang berkedudukan di Washington belum memberikan komentar.
 
Berdasarkan data Airlines for America, pembatasan perjalanan dan aturan karantina menurunkan aktivitas lalu lintas udara. Perjalanan udara internasional AS turun 60 persen dari tingkat sebelum pandemik, sementara perjalanan udara domestik turun hingga 40 persen.
 
Maskapai penerbangan AS dan grup perjalanan mendesak Gedung Putih untuk menetapkan tolok ukur pelonggaran pembatasan.
 
Selain AS, sejumlah negara juga telah menutup penerbangannya dari India, termasuk Inggris, Jerman, Italia, dan Singapura. Adapun Kanada, Hong Kong, dan Selandia Baru, telah menangguhkan semua perjalanan komersial dengan India.

3. Situasi pandemik di India semakin mengganas

Pandemik Mengganas, Amerika Serikat Tutup Penerbangan dari IndiaManoj Kumar duduk di sebelah ibunya Vidhya Devi, yang menderita kesulitan bernapas ketika menerima bantuan oksigen secara gratis di dalam mobilnya d Gurudwara (kuil Sikh), saat mewabahnya virus corona (COVID-19), di Ghaziabad, India, Sabtu (24/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui

Dilansir dari Worldometers, India saat ini tercatat sebagai negara dengan kasus infeksi terbesar kedua setelah AS. Akumulasi infeksi mencapai 19 juta kasus, dengan lebih dari 211 ribu di antaranya meninggal dunia.
 
Sejumlah epidemiolog menduga, varian COVID-19 yang muncul di India (B1617) menjadi penyebab lonjakan kasus pada gelombang kedua pandemik. Varian yang diduga lebih menular itu menyebabkan lumpuhnya fasilitas kesehatan di India.
 
Sejumlah foto menunjukkan krematorium yang beroperasi selama 24 jam akibat tingginya angka kematian. Tidak sedikit pasien corona yang meninggal dunia ketika menunggu antrean perawatan. India saat ini dilanda krisis oksigen dan tempat tidur.
 
Pada Rabu (28/4/2021), Washington mengirim pasokan kesehatan senilai lebih dari 100 juta dolar AS (Rp1,4 triliun) ke India untuk membantunya melawan lonjakan COVID-19. Paket dalam pengiriman termasuk tabung oksigen, masker N95 dan tes diagnostik cepat.
 
AS juga telah mengalihkan pasokan manufaktur AstraZeneca ke India, yang memungkinkannya meningkatkan produksi lebih dari 20 juta dosis vaksin COVID-19.

Baca Juga: Polda Metro Tangkap 2 WN India Pengguna Jasa Mafia Karantina

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya