Pesan Macron kepada Putin: Kami Tidak Ingin ada Perang di Eropa

Macron sebut keajaiban tidak akan terjadi dalam satu malam

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron berdiskusi selama berjam-jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sebagai salah satu itikad untuk mengakhiri krisis Ukraina-Rusia. Macron yakin misi diplomatik yang ia jalani akan membuahkan hasil.

Pertemuan Macron dengan Putin tercatat sebagai dialog perdana antara pemimpin Barat dengan pemimpin Rusia terkait krisis di Eropa timur. Macron kemudian mengatakan, beberapa hari mendatang akan menjadi momen krusial di tengah berbagai kebuntuan diplomatik.

"Bersama-sama, saya yakin kita akan mendapatkan hasil, meskipun itu tidak mudah," kata Macron saat konferensi pers bersama Putin, Senin (7/2/2022), dikutip dari Reuters.

Baca Juga: AS Sebut Rusia Bisa Menyerang Ukraina Besok atau Pekan Depan

1. Prancis tegaskan keinginannya untuk menghindari perang

Pesan Macron kepada Putin: Kami Tidak Ingin ada Perang di EropaEmmanuel Macron (Twitter.com/Emmanuel Macron)

Melalui dialog yang berlangsung di Kremlin, Macron memberi tahu Putin bahwa tujuan kedatangannya adalah untuk menghindari perang dan membangun kepercayaan. Macron berharap, Rusia dapat memberikan respons yang konkret.

"(Tanggapan) yang tentu saja memungkinkan kita untuk menghindari perang dan membangun kepercayaan, stabilitas, visibilitas,” ujar dia.

Putin, pada gilirannya, mengatakan bahwa Rusia dan Prancis berbagi keprihatinan soal isu keamanan yang sedang menjadi sorotan di benua biru itu.

"Saya telah melihat seberapa besar upaya yang dilakukan oleh kepemimpinan Prancis dan Presiden saat ini secara pribadi, untuk menyelesaikan krisis terkait," kata Putin.

Baca Juga: Modal Nekat, Macron Temui Putin di Rusia Demi Akhiri Krisis di Ukraina

2. Macron sebut keajaiban tidak bisa dibuat dalam sekali pertemuan

Pesan Macron kepada Putin: Kami Tidak Ingin ada Perang di EropaPresiden Prancis Emmanuel Macron saat berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden melalui sambungan telepon pada 11 November 2020. (Facebook.com/Emmanuel Macron)

Macron, yang digadang akan mencalonkan diri untuk periode kedua, memposisikan dirinya sebagai mediator potensial. Sebelumnya, para pejabat Prancis juga menyampaikan keraguannya atas prediksi Washington atau London, soal Rusia yang akan menginvasi Ukraina dalam waktu dekat.  

"Tujuan geopolitik Rusia hari ini jelas bukan Ukraina, tetapi untuk memperjelas aturan hidup bersama dengan NATO dan Uni Eropa," kata Macron, kepada surat kabar Journal du Dimanche pada malam perjalanannya ke Rusia.

Saat tiba di Moskow, Macron mengaku optimistis lawatannya akan membuahkan hasil. Namun, dia juga realistis jika ‘keajaiban’ tidak bisa dibuat secara spontan.

Sebelum pertemuan, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan, “situasinya terlalu rumit untuk mengharapkan terobosan yang menentukan dalam satu pertemuan."

3. Rusia disebut akan menginvasi Ukraina

Pesan Macron kepada Putin: Kami Tidak Ingin ada Perang di EropaSeorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Rusia disebut telah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Gedung Putih mengatakan, Rusia dapat menginvasi Ukraina kapan saja, bahkan bisa besok atau pekan depan, karena 70 persen dari kekuatan tempurnya telah disiagakan, demikian dilansir dari Fox News.

Kremlin menyangkal tuduhan itu. Namun, mereka siap mengambil langkah-langkah militer jika tuntutannya tidak dipenuhi, termasuk janji supaya NATO tidak menerima proposal keanggotaan Ukraina dan menarik pasukannya dari Eropa timur.

Washington menolak tuntutan tersebut. Namun, mereka masih terbuka untuk dialog lebih lanjut.

"Dalam beberapa hari terakhir tidak ada yang baru tentang topik jaminan keamanan untuk Rusia. Lawan bicara kami memilih untuk tidak menyebutkan topik ini," kata Peskov.

Sementara itu, Juru Bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, kekhawatiran Rusia tentang potensi agresi NATO adalah asumsi yang tidak berdasar.

"NATO adalah aliansi defensif,” kata dia.

Baca Juga: Dituduh Lembek sama Rusia, Jerman Siap Klarifikasi di Depan Joe Biden

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya