Presiden Brasil Bolsonaro Lantik Jenderal sebagai Menteri Kesehatan

Menkes ketiga selama pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, melantik Jenderal Eduardo Pazuello sebagai menteri kesehatan (Menkes) pada Rabu (16/9/2020). Pazuello menjadi Menkes ketiga yang ditunjuk oleh Bolsonaro selama COVID-19 ditetapkan sebagai pandemik.
 
“Kami harus belajar saat bekerja, bisa mengganti roda ketika sedang bergerak. Tanggung jawabnya besar sekali, tapi kami memiliki kebebasan untuk memilih langkah-langkah yang diperlukan,” kata Pazuello pada upacara pengambilan sumpah, sebagaimana dikutip dari Rappler

1. Pazuello sudah ditugaskan sebagai Menkes selama empat bulan

Presiden Brasil Bolsonaro Lantik Jenderal sebagai Menteri KesehatanJenderal Eduardo Pazuello (https://gauchazh.clicrbs.com.br)

Pazuello sebenarnya sudah menjabat sebagai Menkes ad interim sejak sempat bulan lalu. Dia menggantikan dua Menkes sebelumnya, Luiz Henrique dan Nelson Teich, yang bertentangan dengan Bolsonaro terkait strategi menghadapi pandemik virus corona.
 
Karena itulah Pazuello berkalakar ketika hari pelantikannya. “Saya tidak baru datang atau akan pergi. Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Menkes tanpa latar belakang kedokteran atau kesehatan itu, dikutip dari The Washington Post.

Baca Juga: 100 Ribu Tewas, Jair Bolsonaro: Semua akan Kena COVID-19, Hadapi Saja

2. Dua menkes mundur karena Bolsonaro menyepelekan COVID-19

Presiden Brasil Bolsonaro Lantik Jenderal sebagai Menteri KesehatanPresiden Brasil Jair Bolsonaro tengah menunjukkan obat antimalaria (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Bolsonaro dikenal sebagai kepala negara yang memandang remeh virus corona. Dengan mudahnya, dia bahkan mengatakan COVID-19 sama seperti flu biasa. Dari segi kebijakan, presiden sayap kanan itu lebih fokus meningkatkan ekonomi alih-alih memprioritaskan kesehatan.
 
Henrique mundur dari jabatannya karena berbeda pandangan dengan presiden perihal lockdown. Bolsonaro tidak mendukung lockdown karena dianggap merugikan ekonomi negara. Alhasil, ketika gubernur dan wali kota menerapkan lockdown, sering kali Bolsonaro mencoba untuk menyabotase kebijakan tersebut. Padahal, Henrique sangat mendukung lockdown.
 
Adapun Teich dipecat setelah kurang dari sebulan menjabat Menkes. Dia menolak patuh terhadap Bolsonaro untuk mengobati pasien COVID-19 dengan hydroxychloroquine. Bolsonaro, tanpa referensi yang jelas, bahkan mengatakan obat antimalaria itu meningkatkan peluang penderita corona sembuh hingga 30 persen.

3. Kondisi COVID-19 di Brasil mengkhawatirkan

Presiden Brasil Bolsonaro Lantik Jenderal sebagai Menteri KesehatanIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir dari worldmeters.info, Brasil merupakan negara dengan penanganan COVID-19 terburuk di Amerika Latin. Per Kamis (17/9/2020), tercatat 4.421.686 total kasus positif, 134.174 kasus meninggal, dan 3.720.312 kasus sembuh.
 
Bolsonaro bahkan menolak untuk menyerukan penggunaan masker. Dia bahkan dinyatakan positif COVID-19 pada Juli lalu. Pada Agustus lalu, Bolsonaro dinyatakan sembuh dari corona, namun penyakit yang dideritanya telah menular ke karyawan lainnya.

Baca Juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Laporkan Dirinya Positif COVID-19 

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya