Profil Shin Bet, Intelijen Israel yang Fokus Hadapi Ancaman Palestina

Shin Bet gagal mendetaksi serangan Hamas

Jakarta, IDN Times - Shin Bet adalah nama lain Badan Keamanan Israel atau Dinas Keamanan Umum, dikenal juga dengan julukan Shabak. Shin Bet, bersama Mossad, dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kegagalan mendeteksi serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023).

Menurut BBC, Shin Bet merupakan badan intelijen Israel yang berada di garis depan operasi rahasia melawan militan Palestina. Shin Bet juga diyakini menjalankan jaringan informan Palestina.

Secara struktur, Shin Bet sama seperti Federal Bureau of Investigation (FBI) di Amerika Serikat. Shin Bet bersama Mossad (Institut Pusat Intelijen dan Operasi Khusus) dan Aman (intelijen militer) telah membentuk komunitas intelijen Israel.

Berikut profil Shin Bet yang perlu kalian ketahui!

1. Awal mula pendirian Shin Bet

Profil Shin Bet, Intelijen Israel yang Fokus Hadapi Ancaman PalestinaIlustrasi mata-mata (pexels.com/Faisal Rahman)

Pada 30 Juni 1948, satu bulan setelah berdirinya Israel Defense Forces (IDF) dan ketika Perang Kemerdekaan masih berkecamuk, Badan Intelijen Haganah dibubarkan kemudian dibentuklah cabang-cabang intelijen sebagai berikut:

  • Badan Intelijen, yang kemudian menjadi Aman bertanggung jawab atas intelijen militer, keamanan informasi, dan kontra intelijen.
  • Divisi Politik di Kementerian Luar Negeri Israel, yang kemudian menjadi Mossad dan bertanggung jawab atas operasi intelijen di luar negeri.
  • Badan Intelijen Internal, yang kemudian menjadi Shin Bet, di bawah Isser Harel yang bertanggung jawab atas keamanan dalam negeri, terutama pemberantasan terorisme dan subversi politik dalam negeri.

Shin Bet sendiri bekerja dengan prinsip “The Unseen Shield” atau Perisai yang Tidak Terlihat, dikutip dari The Jewisth Library.

2. Beberapa pencapaian Shin Bet

Profil Shin Bet, Intelijen Israel yang Fokus Hadapi Ancaman PalestinaLogo Shin Bet (Tangkapan layar The Jewish Virtual Library)

Pada 18 Februari 1949, keberadaan Shin Bet ditetapkan dalam undang-undang, hanya saja eksistensi organisasinya baru diumumkan kepada publik pada 1957.  

Pada 1950-an dan 1960-an, aktivitas utama Shin Bet adalah membantu pemerintahan militer, melawan terorisme dan subversi politik di kalangan Yahudi Israel, dan melawan spionase asing dari Eropa Timur dan negara-negara Arab.

Salah satu keberhasilan terbesar ISA adalah memperoleh salinan pidato rahasia yang dibuat Nikita Khrushchev pada 1956, yang isinya mengecam Stalin. Pidato edisi bahasa Polandia tersebut diberikan kepada kedutaan Israel di Warsawa oleh pacar sekretaris pejabat komunis Polandia.

Petugas penghubung Shin Bet di Polandia menyampaikan salinan tersebut ke Israel. Pemerintah Israel membagikan informasinya kepada Amerika Serikat (AS), yang kemudian menerbitkannya dengan persetujuan Israel.

Pencapaian penting dalam kontra-spionase adalah penangkapan Beer pada 1961, yang diketahui sebagai mata-mata Uni Soviet. Beer adalah Letnan Kolonel di cadangan, seorang komentator keamanan senior dan teman dekat David Ben-Gurion.

Beer diadili dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, kemudian diperpanjang oleh Mahkamah Agung (MA) menjadi 15 tahun setelah naik banding. Dia pun tewas di penjara.

3. Kontroversi Shin Bet

Profil Shin Bet, Intelijen Israel yang Fokus Hadapi Ancaman PalestinaIlustrasi pelanggaran HAM (IDN Times/Sukma Shakti)

Shin Bet juga mengalami banyak kegagalan dan tidak lepas dari kontroversi. Pada 1984 terjadi pembajakan yang dikenal dengan Bus 300 Affair. Shin Bet kemudian menangkap dan memukuli dua warga Palestina hingga tewas.

Pemimpin Shin Bet saat itu, Abraham Shalom, akhirnya diketahui memerintahkan pembunuhan untuk menutupi kegagalan aksi pembajakan.

Kegagalan Shin Bet lainnya adalah mencegah aksi pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin pada 1995. Pelakunya merupakan ekstremis sayap kanan Israel. Pemimpin Shin Bet saat itu, Karmi Gillon, mengundurkan diri akibat pembunuhan.

Metode interogasi Shin Bet, terutama terhadap warga Palestina, selalu menjadi kontroversi dan dikritik kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel dan internasional. Kelompok HAM menuduh banyak tahanan tewas di tangan Shin Bet atau menjadi lumpuh setelah beberapa waktu ditahan.

Pada 1999, pengadilan tinggi Israel memutuskan tidak ada dasar hukum untuk menggoyangkan tahanan dengan kekerasan, melarang mereka tidur dan memaksa mereka dalam posisi yang menyakitkan untuk waktu yang lama. Pengadilan memutuskan bahwa metode Shin Bet tidak boleh berbeda dengan polisi Israel.

Salah satu metode interogasi yang paling kejam, yang biasa dilakukan selama intifada pada 1988-1992, adalah dengan membiarkan tahanan diborgol dan dibaringkan di atas bangku, dengan karung di atas kepala mereka dan musik keras terdengar di telinga mereka.

Shin Bet menyangkal metode interogasinya sebagai penyiksaan dan bersikeras bahwa apa yang disebut "tekanan fisik sedang" dapat digunakan.

4. Berikut sayap operasional Shin Bet

Shin Bet diyakini memiliki empat sayap operasional, yaitu:

  • Departemen Arab, bertanggung jawab terutama atas kegiatan kontraterorisme terkait Arab di Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.
  • Departemen Israel dan Luar Negeri: sebelumnya bernama Departemen Urusan Non-Arab. Ini mencakup Departemen Kontra-Intelijen dan Pencegahan Subversi di Sektor Yahudi, yang juga dikenal sebagai Departemen Yahudi. Tanggung jawabnya adalah mencegah spionase, dan menangani ekstremis yang melakukan tindakan (seperti terorisme) terhadap negara.
  • Departemen Keamanan Pelindung, bertanggung jawab melindungi individu dan lokasi bernilai tinggi di negara seperti pejabat pemerintah, kedutaan besar, bandara, dan fasilitas penelitian.
  • Siber dan teknologi. Divisi teknologi mengembangkan sistem informasi dan menghasilkan sarana teknologi canggih untuk mengumpulkan intelijen.

Meskipun merupakan badan keamanan, Shin Bet bukan bagian dari Kementerian Pertahanan Israel dan bertanggung jawab langsung kepada perdana menteri. Adapun Shin Bet sejak 13 Oktober 2021 dipimpin Ronen Bar, yang merupakan mantan agen lapangan dari 1993.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya