Sebagian Besar Muslim di AS Alami Perlakuan Islamofobia

41 persen resnponden memilih tidak mengaku sebagai muslim

Jakarta, IDN Times – Survei yang dilakukan Othering & Belonging Institute di University of California mendapati, 67,5 persen muslim di Amerika Serikat (AS) pernah menjadi korban praktik islamofobia.

Dilansir dari Middle East Eye, jajak pendapat itu melibatkan 1.123 muslim. Berdasarkan jenis kelaminnya, ternyata 76,7 persen perempuan mengaku pernah menjadi korban islamofobia. Angkanya lebih tinggi dari laki-laki sekitar 58,6 persen.

Adapun praktik islamofobia yang dimaksud adalah para responden pernah mengalami serangan verbal atau fisik, baik dari aspek kebijakan publik atau dilakukan individu/kolektif, sebagai upaya untuk men-dehumanisasi umat Islam.  

Baca Juga: Hijabers Hip Hop Ini Meliris Lagu 'Hijabi' untuk Meredam "Islamphobia"

1. Islamofobia mempengaruhi kesehatan mental

Sebagian Besar Muslim di AS Alami Perlakuan Islamofobiailustrasi pria mengalami stres (pexels.com/Alex Green)

Fakta lainnya, ternyata 93,7 persen responden mengatakan bahwa praktik antimuslim telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional mereka sampai taraf tertentu.

"Ini mungkin menunjukkan bahwa jika seorang muslim tidak secara langsung menjadi sasaran tindakan islamofobia, islamofobia yang tersebar di mana-mana di media dan budaya kita setelah 9/11 telah menciptakan suasana yang mana umat Islam merasa mereka diawasi, diadili, atau dikucilkan dalam beberapa hal. bentuk," kata Direktur Program Keadilan Global Institut, Elsadig Elsheikh.

“Seperti yang ditunjukkan oleh survei kami, Islamofobia memiliki implikasi mendalam terhadap bagaimana Muslim AS terlibat dengan masyarakat, dan hambatan yang mereka hadapi untuk mencapai rasa memiliki,” tambahnya.

Baca Juga: Uighur Dijadikan Politik Identitas di Indonesia, Begini Tanggapan NU

2. Islamofobia dipicu oleh 9/11

Sebagian Besar Muslim di AS Alami Perlakuan IslamofobiaIlustrasi Osama bin Laden (Unsplash.com/Felix Koutchinski)

Jajak pendapat juga mengungkap, orang berusia 18-29 tahun paling banyak mengalami Islamofobia dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Sekitar 45 persen dari mereka memilih untuk menyembunyikan agamanya untuk menghindari diskriminasi.

Survei diterbitkan beberapa minggu setelah peringatan 20 tahun serangan 9/11, serangan yang didalangi Alqaida yang berdampak terhadap meningkatkan kebencian dan permusuhan terhadap komunitas muslim.

Kendati angkanya terlihat mengerikan, Elsheikh memberi catatan bahwa praktik diskriminasi terhadap muslim merupakan fenomena yang bahkan sudah ada sebelum 9/11.

"Kita tahu bahwa Islamofobia memiliki sejarah panjang di Amerika Serikat, dan itu tidak muncul setelah 9/11," ujar dia, sekaligus menyampaikan bahwa islamofobia merupakan bagian dari rasisme struktural di Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Junta Myanmar Bebaskan Biksu Pembenci Islam Berjuluk Buddhis Bin Laden

3. Ada 500 insiden antimuslim pada paruh pertama 2021

Sebagian Besar Muslim di AS Alami Perlakuan IslamofobiaSeorang bocah Palestina menarik gerobak yang membawa saudaranya dan barang-barang mereka saat mereka melarikan diri dari rumah mereka selama serangan udara dan artileri Israel, dekat lokasi bangunan menara yang hancur dalam serangan sebelumnya di Kota Gaza, Jumat (14/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem.

Pada kesempatan yang sama, Elsheikh juga menyampaikan bahwa islamofobia tidak hanya merugikan muslim AS. “Tetapi juga seluruh masyarakat AS secara keseluruhan,” tambah dia.

Data Biro Investigasi Federal (FBI) menunjukkan bahwa kejahatan dan kebencian terhadap Muslim telah menurun selama beberapa tahun terakhir. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan sebaliknya, bahwa insiden Islamofobia telah meningkat baru-baru ini.

Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), yang mendukung survei tersebut, mengatakan awal tahun ini bahwa lebih dari 500 insiden antimuslim dilaporkan pada paruh pertama 2021. Insiden tersebut termasuk serangan terhadap individu dan masjid, yang tampaknya meningkat pada Mei, ketika Israel melancarkan serangan 11 hari yang menghancurkan di Gaza yang menewaskan 248 warga Palestina

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya