Tiga Demonstran Anti Taliban Tewas Tertembak di Afghanistan

Belasan lainnya luka-luka

Jakarta, IDN Times – Sedikitnya tiga orang tewas dalam aksi protes anti-Taliban di Jalalabad, Afghanistan pada Rabu (18/8/2021). Dua saksi dan seorang mantan polisi mengatakan, mereka melihat anggota Taliban melepas tembakan ketika warga berusaha untuk memasang bendera Afghanistan di sebuah lapangan.

Dilansir dari ANTARA, kejadian itu menyebabkan tiga orang tewas dan belasan lainnya luka-luka. Juru bicara Taliban belum bisa dikonfirmasi terkait kejadian itu.

1. Taliban menguasai Kabul sejak Minggu

Tiga Demonstran Anti Taliban Tewas Tertembak di AfghanistanANTARA FOTO/REUTERS/Parwiz

Taliban berhasil menaklukkan ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021). Pada saat yang sama, negara-negara Barat memprioritaskan keselamatan staf diplomatiknya dan warga Afghanistan yang bekerja untuk mereka.

Kejadian itu juga membuat bandara Kabul kacau, sehingga militer Amerika Serikat (AS) terpaksa untuk mengontrol dan mengendalikan lalu lintas udara, keputusan yang dikecam oleh banyak warga Kabul karena mereka kesulitan mengakses layanan transportasi udara.

Ribuan orang berusaha meninggalkan negara itu karena takut dengan kembalinya hukum dan aturan keras, seperti yang pernah diberlakukan Taliban ketika kelompok itu berkuasa sepanjang 1996-2001.

Baca Juga: Taliban, Sarang Narkoba, dan Masa Depan Afghanistan

2. Taliban memastikan akan menerapkan hukum Islam

Tiga Demonstran Anti Taliban Tewas Tertembak di AfghanistanWarga berusaha menuju Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC/djo

Rezim Taliban akan menggantikan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang sebelumnya dikabarkan melarikan diri ke Tajikistan kemudian posisinya saat ini terkonfirmasi di Uni Emirat Arab.

Kemungkinan besar model pemerintahan akan berbentuk dewan penguasa yang diketua oleh pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada. Kabar lain yang beredar menyebut pelobi senior Taliban Mullah Baradar yang akan menjadi pemimpin Afghanistan.

Terlepas dari ketidakpastian sosok pemimpin, komandan senior Taliban Waheedullah Hashimi memastikan, Afghanistan tidak akan kembali kepada sistem demokrasi.

“Hukum syariah dan hanya itu,” kata dia.

3. Dewan pakar Taliban yang nantinya akan memutuskan batasan hukum Islam

Tiga Demonstran Anti Taliban Tewas Tertembak di AfghanistanKelompok Taliban menguasai beberapa wilayah di Afghanistan setelah keputusan Amerika Serikat menarik para pasukannya. (Twitter.com/FawadAman2)

Kendati menerapkan hukum Islam, Hashimi memastikan hak-hak perempuan akan tetap dihormati. Mereka diizinkan untuk beraktivitas di ruang publik, termasuk bekerja dan belalar. Terkait pakaian, Taliban pada Selasa (17/8/2021) menyampaikan bahwa mereka tidak akan mewajibkan penggunaan burqa.

"Mereka akan memutuskan apakah perempuan sebaiknya memakai hijab, burqa, atau hanya kerudung plus abaya atau lainnya, atau tidak. Itu terserah mereka (dewan)," kata dia, merujuk kepada dewan pakar.

Selain itu, Taliban juga berjanji akan membentuk pemerintahan yang inklusif, moderat, dan tidak menjadikan Afghanistan sebagai sarang teroris.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Wakil Presiden Afghanistan Klaim Masih Pemimpin Sah

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya