Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penjara (unsplash.com/Khashayar Kouchpeydeh)
ilustrasi penjara (unsplash.com/Khashayar Kouchpeydeh)

Intinya sih...

  • Video bocor tunjukkan tahanan Palestina disiksa

  • Kepala jaksa militer Israel ditangkap terkait kebocoran video penyiksaan di Sde Teiman

  • Ribuan tahanan Palestina disiksa di penjara-penjara Israel, termasuk anak-anak dan dewasa dari Gaza

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mantan pengacara senior militer Israel telah ditangkap terkait kasus bocornya video yang menunjukkan penganiayaan terhadap seorang tahanan Palestina di fasilitas penahanan Sde Teiman yang terkenal kejam.

Pejabat Israel mengatakan bahwa Mayor Jenderal Yifat Tomer-Yerushalmi ditahan pada Minggu (2/11/2025) malam setelah polisi melakukan pencarian terhadapnya selama berjam-jam di sepanjang pantai Tel Aviv. Keluarganya sebelumnya melaporkan bahwa ia hilang dan dikhawatirkan tewas.

Selain Tomer-Yerushalmi, mantan kepala jaksa militer Kolonel Matan Solomesh juga ditangkap. Media Israel melaporkan bahwa keduanya diduga menghalangi proses peradilan terkait kebocoran video penyiksaan di Sde Teiman dan berusaha menutup-nutupinya, dilansir dari The New Arab.

1. Korban terluka parah akibat pemukulan dan kekerasan seksual

Dalam video yang bocor ke publik pada Agustus 2024, tampak sejumlah tentara Israel memaksa seorang tahanan Palestina berbaring telungkup sebelum mengelilinginya dengan tameng anti huru hara guna menghalangi pandangan kamera keamanan. Mereka kemudian memukulinya dan menusuk bagian rektum korban dengan benda tajam. Tahanan tersebut terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka parah.

Pada Februari 2025, lima tentara didakwa atas tuduhan melakukan penganiayaan berat dan menyebabkan luka serius pada tubuh tahanan. Namun, mereka membantah tuduhan itu, dan identitas mereka tidak pernah dipublikasikan. Adi Keidar, pengacara dari organisasi bantuan hukum sayap kanan Honenu, mengklaim bahwa klien-kliennya menjadi korban dari proses hukum yang cacat, bias, dan direkayasa.

Sementara itu, korban dilaporkan telah dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan Palestina dengan sandera Israel pada Oktober lalu.

2. Tomer-Yerushalmi mengundurkan diri pekan lalu

Tomer-Yerushalmi mengundurkan diri pada Jumat (31/10/2025), mengakhiri masa jabatannya sebagai Jaksa Agung Militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang dimulai pada 2021. Ia sebelumnya telah diberhentikan sementara sejak polisi meluncurkan penyelidikan terkait kebocoran video tersebut pekan lalu.

Dalam surat pengunduran dirinya, Tomer-Yerushalmi mengaku bertanggung jawab atas bocornya video tersebut.

"Saya menyetujui perilisan materi ke media sebagai upaya untuk melawan propaganda palsu yang ditujukan terhadap otoritas penegakan hukum militer," ujarnya, merujuk pada upaya sejumlah tokoh politik sayap kanan di Israel yang mengeklaim bahwa tuduhan penyiksaan berat terhadap tahanan Palestina tersebut merupakan rekayasa.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengecam keras tindakan Tomer-Yerushalmi, menuduhnya menyebarkan fitnah terhadap tentara Israel. Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa insiden penyiksaan di Sde Teiman merupakan kasus yang paling merusak citra Israel dan angkatan militernya.

3. Ribuan tahanan Palestina disiksa di penjara-penjara Israel

Sde Teiman dikenal sebagai salah satu penjara paling terkenal karena kekerasannya di Israel. Banyak kasus penganiayaan dan pengabaian medis dilaporkan sejak fasilitas ini beroperasi hampir 2 tahun lalu.

Pada Oktober, laporan dari komisi penyelidikan PBB mengungkapkan bahwa ribuan tahanan anak-anak dan dewasa dari Gaza telah menjadi korban penganiayaan yang luas dan sistematis, kekerasan fisik dan psikologis, serta kekerasan seksual dan berbasis gender, yang tergolong kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa penyiksaan, serta kejahatan perang berupa pemerkosaan dan bentuk kekerasan seksual lainnya.

Pemerintah Israel membantah tuduhan perlakuan buruk dan penyiksaan tahanan, dengan mengklaim bahwa mereka sepenuhnya mematuhi standar hukum internasional. Mereka juga menyatakan telah melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap setiap keluhan yang ada, dilansir dari BBC.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team