Zimbabwe Undang Pemantau Asing di Pilpres Pertama Sejak Mugabe Lengser

Pemantau dari Uni Eropa

Harare, IDN Times - Zimbabwe akan melangsungkan pemilihan presiden (Pilpres) pertama mereka sejak dipaksa mundurnya Robert Mugabe bulan November tahun lalu.

Pemilu ini direncanakan akan berlangsung tanggal 30 Juli 2018 mendatang yang akan mempertemukan dua kandidat. Yaitu antara Presiden Emmerson Mnangagwa yang didukung oleh partai penguasa yaitu Zimbabwe African National Union-Patriotic Front (ZANU-PF), melawan pemimpin oposisi Nelson Chamisa yang didukung oleh Partai Movement for Democratic Change.

1. Robert Mugabe mengusir pengamat asing di pilpres 2002

Zimbabwe Undang Pemantau Asing di Pilpres Pertama Sejak Mugabe Lengsertwitter.com/OpenParlyZw

Untuk melegitimasi pilpres kali ini, Presiden Emmerson Mnangagwa akan mengundang pemantau dari Uni Eropa - menjadikan pilpres pertama yang dipantau oleh pengamat asing sejak pilpres 2002.

Saat itu Presiden Robert Mugabe mengusir pemantau asing yang diketuai oleh Pierre Schori, malam jelang pencoblosan karena mengecam pilpres saat itu sebagai cacat. Setelah itu para pemantau dari Uni Eropa tidak pernah lagi mengirimkan pemantau mereka sampai tumbangnya sang presiden tahun lalu.

Kandidat presiden dari partai penguasa, Zimbabwe African National Union-Patriotic Front (ZANU-PF) yaitu presiden Emmerson Mnangagwa yang kini berusia 75 tahun diuntungkan karena posisinya sebagai petahana.

Kandidat berusia 75 tahun yang dijuluki 'buaya' ini, menjadi presiden Zimbabwe berkat dukungan tentara saat mundurnya Robert Mugabe.

2. Nelson Chamisa akan menjadi presiden termuda di Afrika jika terpilih

Zimbabwe Undang Pemantau Asing di Pilpres Pertama Sejak Mugabe Lengsertwitter.com/pmnangagwa

Sementara pesaing utamanya adalah Nelson Chamisa yang kini berusia 40 tahun, menjadi ketua partai Movement for Democratic Change setelah meninggalnya ketua sebelumnya Morgan Tsvangirai bulan Februari lalu. Dia akan menjadi presiden termuda di benua Afrika ini jika terpilih sebagai presiden.

Kesepakatan mengenai kehadiran pemantau asing dari Uni Eropa ditandatangani hari Senin kemarin, yang memungkinkan para pemantau asing memelototi pilpres kali ini.

Para pemantau dari Uni Eropa ini bahkan diberi kewenangan untuk memantau keluhan pemilih setelah pilpres berlangsung, demikian ditegaskan oleh duta besar Uni Eropa, Philippe Van Damme, sebagaimana dilansir dari South China Morning Post.

3. Setidaknya ada 5 juta pemilih terdaftar dari 13 juta penduduk Zimbabwe

Zimbabwe Undang Pemantau Asing di Pilpres Pertama Sejak Mugabe Lengsertwitter.com/NationBreaking

Dilansir dari Al Jazeera, setidaknya terdapat 5 juta pemilih terdaftara dari total 13 juta penduduk Zimbabwe. Pilpres lanjutan akan diselenggarakan tanggal 8 September, seandainya tidak ada kandidat yang memenangkan pilpres dengan suara mayoritas.

Robert Mugabe selama ini selalu dituduh menekan pihak oposisi dengan cara kekerasan, dan memanipulasi pilpres selama tiga dekade berkuasa di negara Afrika ini.

Jika janji Presiden Emmerson Mnangagwa melangsungkan sebuah pilpres yang bebas dan adil bisa ditepati, maka akan menjadi yang pertama bagi rakyat Zimbabwe setelah lebih dari tiga puluh tahun ini.

y d margalay Photo Verified Writer y d margalay

Happiness is a conscious choice, not an automatic response

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya