Keluarga Ini Jadi Pengungsi Pertama Rohingya yang Kembali Ke Myanmar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yangoon, IDN Times - Pemerintah Myanmar menyatakan bahwa mereka sudah mulai merepatriasi pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.
Saat ini dikabarkan terdapat sedikitnya 700 ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri ke negara tetangga mereka, menyusul aksi pengusiran sejak bulan Agustus lalu.
1. Myanmar dan Bangladesh sepakati program repatriasi bulan Januari lalu
PBB sudah menyatakan pengusiran sudah menjadi gerakan pembersihan etnis, yang dibantah oleh Pemerintah Myanmar sebagai aksi untuk memberantas militan Rohingya.
Baik Myanmar dan Bangladesh telah menyepakati dilakukannya program repatriasi bulan Januari lalu. Namun rencana tersebut berulang kali tertunda saat kedua belah pihak saling menyalahkan, karena kurangnya persiapan.
2. Pemerintah Myanmar masih tidak gunakan kata Rohingya
Editor’s picks
Menurut pernyataan resmi dari Pemerintah Myanmar hari Sabtu kemarin, keluarga pertama pengungsi Muslim Rohingya telah menginjakkan kakinya kembali ke Myanmar hari Minggu ini, dan ribuan lainnya akan menyusul.
"Lima anggota sebuah keluarga... Kembali ke kamp repatriasi di kota Taungpyoletwei, Propinsi Rakhine pagi ini," demikian tulisan pernyataan resmi tersebut di akun Facebook resmi Komite Informasi pemerintah Myanmar.
Posting ini menggambarkan keluarga tersebut sebagai 'Muslim', sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tidak menggunakan kata 'Rohingya' yang tidak diakui oleh pemerintah Myanmar.
3. PBB dan badan hak asasi manusia minta Pemerintah Myanmar bereskan masalah fundamental terlebih dahulu
Dalam postingan tersebut ditambahkan juga sebuah foto yang menunjukkan seorang pria, dua wanita, seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang menerima kartu identitas dan mendapatkan cek kesehatan.
Keluarga ini dikabarkan dikirimkan untuk tinggal sementara dengan keluarganya di kota Maungdaw.
Pemulangan ini terjadi di tengah peringatan dari PBB dan grup hak asasi manusia lainnya, yang menyatakan bahwa pemulangan ini masih sangat prematur. Karena Pemerintah Myanmar belum memberikan solusi atas diskriminasi hukum dan persekusi sistematis, yang terjadi selama beberapa puluh tahun ini.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah apakah langkah pemulangan ini akan membuat kehidupan para pengungsi menjadi lebih baik di tengah kebijakan pemerintah, yang tidak pro kepada mereka.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.