Dilanda Kekeringan, PBB Adakan Program Perawatan Ternak di Somalia

Tercatat sebagai kekeringan terburuk dalam 40 tahun

Jakarta, IDN Times - Food and Agriculture Organization (FAO) bekerja sama dengan Kementerian Peternakan Somalia meluncurkan program perawatan pendukung ternak nasional, untuk menanggapi kekeringan saat ini di Somalia.

"FAO & @MoLFR_Somalia telah meluncurkan kampanye perawatan pendukung ternak nasional di Mogadishu sebagai bagian dari tanggapan #droughtinSomalia," tulis salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui akun Twitternya pada Rabu (9/2/2022), dikutip dari Anadolu Agency.

1. Akan memperkuat ketahanan pangan 

Dilanda Kekeringan, PBB Adakan Program Perawatan Ternak di SomaliaOrganisasi Pangan Dunia (FAO) saat berkunjung ke wilayah yang terkena dampak kekeringan di desa Gubato, Distrik Hargeisa. (Twitter.com/FAO in Sonmalia)

Setidaknya, 10,7 juta hewan milik 267.500 keluarga akan dirawat selama program berlangsung, untuk memastikan pasokan susu di Somalia dan memperkuat rumah tangga dan ketahanan pangan, menurut sebuah pernyataan.

Kondisi kekeringan yang berlangsung telah menjadi ancaman bagi rakyat Somalia. Ribuan penggembala kehilangan ternak yang menjadi mata pencaharian utama mereka karena kekurangan air dan vegetasi.

Baca Juga: Ledakan Bom di Mogadishu Lukai Juru Bicara Pemerintah Somalia

2. Kekeringan telah mendorong penduduk untuk mengungsi 

Dilanda Kekeringan, PBB Adakan Program Perawatan Ternak di SomaliaIlustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Kekeringan telah menyebabkan gelombang pengungsian terutama di negara bagian Jubaland, Somalia selatan.

"Di Jubaland secara keseluruhan, 174.000 keluarga telah mengungsi akibat kekeringan sejak Oktober 2021, menghadapi kerawanan pangan yang meluas dan kekurangan air," kata Presiden negara bagian, Ahmed Madobe, pada Rabu.

Kemudian, dia mengatakan, lebih dari 250 pemukiman telah diberikan makanan, air, dan persediaan medis.

3. Nilai ternak anjlok akibat kekeringan 

Dilanda Kekeringan, PBB Adakan Program Perawatan Ternak di SomaliaKekeringan di Somalia (twitter.com/FAO in Somalia)

Menurut laporan Dirjen Perlindungan Sipil dan Operasi Bantuan Kemanusiaan Eropa (ECHO), yang dirilis pada November 2021, 80 persen wilayah Somalia mengalami kekurangan air selama 3 musim berturut-turut.

Di Jubaland, biaya rata-rata untuk 20 liter air meningkat lebih dari dua kali lipat dan harga sorgum lebih dari tiga kali lipat. Sedangkan, nilai ternak telah anjlok dari 250 dollar AS  (sekitar Rp3,5 juta) yang dibayarkan per sapi menjadi 70 dollar saja (sekitar Rp1 juta).

Permukaan sungai Juba serta Shabelle rendah dan diperkirakan akan terus menurun. Kekeringan yang terjadi digambarkan sebagai yang terburuk dalam 40 tahun terakhir.

Baca Juga: Skandal Korupsi, Presiden Somalia Tangguhkan PM-nya

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya