Dua Ilmuwan Iran Tewas, Diduga Pembunuhan Berencana

Israel diyakini berada di belakang aksi pembunuhan tersebut

Jakarta, IDN Times - Dua ilmuwan Iran yang bekerja di bidang kedirgantaraan tewas dalam insiden terpisah saat sedang bertugas, Minggu (12/6/2022). Ali Kamani, anggota divisi kedirgantaraan IRGC yang bekerja di Khomein, tewas dalam kecelakaan mengemudi saat sedang dalam misi yang tidak diketahui.

Hal yang sama juga terjadi pada Mohammad Abdous, yakni pria berusia 33 tahun yang kesehariannya fokus dalam pengembangan alat luar angkasa seperti satelit, rudal balistik, dan UAV. Ia bekerja di Kementerian pertahanan Iran sebagaimana dikutip Ynet News.

Tidak ada rincian kematian Abdous yang dipublikasikan, selain bahwa ia meninggal pada Minggu di provinsi utara Semnan. Kematian keduanya masih menimbulkan misteri. Pelabelan kedua ilmuwan itu dengan "syahid" mungkin menunjukkan bahwa Iran percaya orang-orang itu telah dibunuh.

Baca Juga: Hubungan Iran-Israel Memburuk, PM Bennett: Rezim Iran Akan Berakhir

1. Seorang kolonel juga meninggal dalam bulan ini 

Dua Ilmuwan Iran Tewas, Diduga Pembunuhan BerencanaIlustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Dilansir Al Jazeera, kematian Kamani dan Abdous merupakan salah satu rangkaian kematian yang misterius dalam minggu ini. Seorang kolonel Pasukan Quds IRGC, Ali Esmaeilzadeh, juga dilaporkan telah meninggal dalam kecelakaan awal bulan ini.

Kantor berita Tasnim yang dekat dengan IRGC menolak klaim saluran televisi oposisi Iran yang berbasis di London bahwa Esmaeilzadeh disingkirkan oleh IRGC karena dicurigai terlibat dalam pembunuhan 22 Mei terhadap kolonel lain.

Tasnim menggambarkan klaim itu sebagai perang psikologis dan pemalsuan berita. Tasnim mengatakan ia jatuh dari balkon rumahnya yang tidak aman.

Baca Juga: PBB Puji Iran atas Bantuannya Memperpanjang Gencatan Senjata di Yaman

2. Beberapa kasus kematian lainnya 

Dua Ilmuwan Iran Tewas, Diduga Pembunuhan BerencanaIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada 31 Mei, seorang insinyur kedirgantaraan bernama Ayoob Entezari meninggal dalam keadaan yang mencurigakan. Media Israel mengklaim bahwa Entezeri meninggal karena diracuni di pesta makan malam.

Ada perbedaan pendapat dalam hal pekerjaan Entezeri. Media Israel menggambarkan Entezeri sebagai seorang insinyur rudal dan pesawat tak berawak Iran, sementara pengadilan di Yazd tempat ia meniggal mengatakan korban hanyalah seorang karyawan biasa dan tidak ada hubungan dengan IRGC.

Pada 26 Mei, kementerian pertahanan Iran juga mengonfirmasi bahwa seorang insinyur, Ehsan Ghadbeigi, telah syahid karena kecelakaan di kompleks militer Parchin dekat Teheran. The New York Times melaporkan pada saat itu bahwa Ghadbeigi telah tewas dalam dugaan serangan pesawat tak berawak Israel.

Pada 22 Mei, Kolonel Pasukan Quds Hassan Khodaei dibunuh dengan ditembak lima kali oleh dua pengendara sepeda motor saat ia kembali ke rumahnya di Teheran. Kematiannya menjadi salah satu kasus terbesar.

Baca Juga: Dewan HAM PBB: Israel Ingin Kontrol Penuh atas Tanah Palestina

3. Disebut ada hubungannya dengan Israel 

Dua Ilmuwan Iran Tewas, Diduga Pembunuhan BerencanaPanglima IRGC, Jendral Hossein Salami. (Twitter.com/Dr. Muhammad Asad)

Panglima IRGC, Hossein Salami, secara terbuka menyalahkan Israel atas terbunuhnya Khodaei, dan banyak pejabat tinggi telah bersumpah untuk membalas dendam. Pembunuhan Khodaei adalah pembunuhan paling terkenal di Iran sejak ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh tewas pada November 2020.

Iran secara terbuka menyalahkan Israel atas beberapa kematian ilmuwannya dan juga pada serangan situs nuklir miliknya. Meski begitu, kematian yang terjadi beberapa waktu terakhir secara resmi belum dikonfirmasi sebagai pembunuhan, dan belum ada tuduhan yang dilayangkan terhadap Israel.

Namun demikian, ketegangan di antara keduanya terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena program nuklir Iran. Israel memperingatkan bahwa mereka berhak mengambil tindakan dalam menggagalkan rencana Iran dalam membuat bom nuklir.

Sementara itu, Iran mengatakan program nuklirnya benar-benar dilakukan dengan tujuan damai. Pertentangan keduanya juga tidak lepas dari perang yang terjadi di Suriah di mana Teheran secara militer mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara di negara itu.

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya