Dubes China untuk Manila Kritisi Pangkalan Militer AS di Filipina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Duta Besar China untuk Manila, Huang Xilian, melontarkan kritik keras terhadap perluasan akses pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Filipina. Menurutnya, langkah itu dapat memicu ketegangan regional karena tujuannya untuk mencapuri urusan China dengan Taiwan.
“AS bermaksud memanfaatkan situs EDCA (Enhanced Defense Cooperation Agreement) untuk mengintervensi situasi di selat Taiwan untuk mencapai tujuan geopolitiknya,” ungkap Huang, Jumat (14/4/2022), dikutip Reuters.
EDCA merupakan kerja sama keamanan antara AS dan Filiphina yang ditandatangani sejak 2014. Pada 3 April lalu, kedua negara memperluas perjanjian ini dan menetapkan empat lokasi basis militer AS yang baru di negara itu.
Baca Juga: Filipina Minta China Tak Melakukan Intimidasi di Laut China Selatan
1. Tiga basis militer menghadap Taiwan
Dalam rilis pers Kementerian Pertahanan AS, Senin (3/4/2023), empat lokasi itu ada di Pangkalan Angkatan Laut Camilo Osias di Santa Ana, Bandara Lal-lo di provinsi Cagayan, Kamp Melchor Dela Cruz di Gamu provinsi Isabela, dan Pulau Balabac di Palawan.
Pangkalan Palawan berada di dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan. Tiga basis militer lainnya berada tepat di wilayah utara Filipina. Lokasi itu menghadap langsung ke Taiwan di sebelah utara.
Kedubes AS di Manila mengatakan, EDCA bukan karena adanya negara ketiga. Tetapi langkah itu diambil hanya untuk memastikan keamanan di masa mendatang.
"EDCA akan mendukung latihan gabungan dan interoperabilitas antara pasukan AS dan Filipina untuk memastikan bahwa kami lebih siap menghadapi krisis di masa depan," kata juru bicara Kanishka Gangopadhyay.
Baca Juga: China-Filipina Sepakat Atasi Sengketa Laut China Selatan Secara Damai
2. Sesuai dengan kepentingan nasional Filipina
Sejalan dengan AS, Kementerian Pertahanan Filipina mengakui EDCA dimaksudkan untuk mencapai kepentingan nasional guna menjaga kedaulatan negara. Selain itu, penetapan lokasi EDCA ditujukan untuk operasi kemanusiaan dan bantuan selama keadaan darurat dan bencana alam.
Mengenai Taiwan, kementerian mengatakan perhatian utama Filipina adalah keselamatan pekerjanya di luar negeri yang berada di Taiwan.
“Filipina tidak berniat ikut campur dalam masalah Taiwan dan tidak akan membiarkan dirinya digunakan oleh negara lain dalam masalah tersebut,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Filipina, Jonathan Malaya, merespons kritik China sebagaimana dikutip Philipines News Agency.
China juga sebelumnya telah memperingatkan Filipina jika memang peduli terhadap para pekerjanya di Taiwan.
"Filipina disarankan untuk secara tegas menentang kemerdekaan Taiwan daripada menyulut api dengan menawarkan akses AS ke pangkalan militer di dekat Selat Taiwan jika Anda benar-benar peduli dengan 150 ribu pekerja anda,” kata Huang.
Baca Juga: Kamala Harris ke Filipina Bahas soal Taiwan dengan Presiden Marcos
3. Presiden Filipina janji tidak akan digunakan untuk tindakan ofensif
EDCA dilihat sebagai kepentingan strategis AS di tengah ketegangannya dengan China di Laut China Selatan dan Taiwan. Langkah ini memberikan akses bagi AS terhadap Filipina untuk mengadakan pelatihan bersama, pra-penempatan peralatan, dan pembangunan fasilitas militer.
Namun demikian, kehadiran AS di Filipina tidak permanen. Presiden Ferdinand Marcos Jr juga telah meyakinkan China bahwa pangkalan itu tidak akan digunakan dalam tindakan ofensif apa pun.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.