Kamala Harris ke Filipina Bahas soal Taiwan dengan Presiden Marcos

AS ingin pulihkan hubungan dengan Filipina

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris tiba di Filipina pada Minggu (20/11/2022), untuk bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Kunjungan tersebut bertujuan untuk membahas terkait China yang semakin tegas kepada Taiwan.

Melansir Reuters, pemerintahan AS tengah berusaha untuk mempererat hubungan dengan sekutunya lamanya di Asia Tenggara. Hal itu karena pihaknya khawatir atas meningkatnya pengaruh China di kawasan tersebut, khususnya terkait konflik kepulauan Taiwan yang diklaim sebagai bagian dari wilayahnya.

Filipina merupakan bagian terpenting bagi diplomasi AS. Menurut analis militer, akses militer ke negara tersebut hanya berjarak 120 mil (193 km) dari Taiwan dan berbatasan dengan Laut China Selatan. Pendekatan itu akan mempersulit upaya China untuk menginvasi Taipei.

Baca Juga: Cerita Menko Mahfud soal Rakyat Filipina yang Ngefans dengan Jokowi

1. AS ingin pulihkan hubungan dengan Filipina  

Kamala Harris ke Filipina Bahas soal Taiwan dengan Presiden MarcosIlustrasi hubungan diplomatik (pixabay.com/Gerd Altmann)

Terkait administrasi Marcos, Presiden AS Joe Biden dan para asisten dari anggota keamanan nasionalnya melihat Filipina sebagai sekutu strategis dan kuat, terutama untuk tantangan kebijakan luar negerinya.

"Masuk akal untuk menginvestasikan perhatian tingkat tinggi untuk memulihkan kerja sama yang mendalam dengan sekutu muda, berpenduduk banyak, makmur, dan berlokasi strategis ini," kata Daniel Russel, diplomat top AS untuk Asia Timur, seperti dikutip dari Reuters.

Kunjungan Harris ke Filipina akan menjadi perjalanan tingkat tertinggi bagi administrasi Biden. Agenda tersebut juga menandai adanya perubahan hubungan yang drastis.

Di Bawah rezim eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Washington dibuat frustasi dengan kedekatan Manila-Beijing. Tak hanya itu, Duterte juga pernah menyebut Obama sebagai “Bajingan”. 

Kehadiran Marcos sebagai Presiden Filipina menciptakan angin segar bagi pemerintahan Biden yang mencoba membangun ulang hubungan keduanya.

Usai Marcos diumumkan menang dalam pemilihan presiden Filipina, Biden langsung menelponnya dan mengucapkan selamat. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari masalah pelik, ujar seorang pejabat anonim yang mengetahui panggilan tersebut.

"Saya pikir saya membangunkan Anda pada malam pemilihan. Saya menelepon Anda sangat terlambat untuk memberi selamat kepada Anda," Ujar Biden kepada Marcos saat pertemuan tatap muka pertama di sela-sela acara Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September lalu.

Selain itu, Biden juga mengutus suami Harris, Doug Emhoff untuk hadiri pelantikan Marcos demi menyampaikan salamnya kepada presiden Filipina itu.

Baca Juga: Rusia Sanksi AS, Larang Kamala Harris dan Mark Zuckerberg ke Moskow 

2. Kunjungan Wapres AS berfokus kepada permasalahan Taiwan   

Terkait kunjungan Harris, para pemimpin diperkirakan akan membahas Taiwan dan Laut China Selatan. Selain itu, mereka akan berbagi catatan mengenai hasil pertemuan Marcos-Xi Jinping pada hari Kamis, dan Biden-Jinping pada Senin.

"AS tidak menerima kami begitu saja, Marcos, tentu saja, menanggapi ini dengan cara yang menunjukkan kepada AS bahwa kami adalah teman Anda." kata Jose Manuel Romualdez, Duta Besar Manila untuk Washington, dikutip dari Al Arabiya

Baca Juga: 63 Jet dan 4 Kapal Militer China Terdeteksi di Wilayah Taiwan  

3. Tidak ada komitmen dari Filipina untuk mendukung intervensi AS terhadap Taiwan 

Kamala Harris ke Filipina Bahas soal Taiwan dengan Presiden MarcosIlustrasi bendera Filipina (pixabay.com/titus_jr0)

Washington telah menginvestasikan jutaan untuk membantu memodernisasi militer Filipina. Akan tetapi, Manila tidak menyatakan komitmennya untuk mendukung intervensi AS terhadap konflik Taiwan.

Pada September, Romualdez mengatakan bahwa Filipina hanya menawarkan bantuan yang dinilai penting bagi keamanan negaranya.

“Setiap perencanaan kampanye terbuka melawan China, perencanaan untuk Taiwan, masih sangat sensitif,” kata Randall Schriver, mantan asisten menteri pertahanan AS yang berfokus pada wilayah tersebut. 

"Semua itu harus di navigasi dengan hati-hati." tambah Schriver, dikutip dari Al Arabiya.

Juru bicara departemen pertahanan China, Arsenio Andolong mengatakan bahwa tidak ada alasan bagi China untuk mengkhawathirkan kunjungan Harris.

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya