Maroko Kecam Serangan Israel di Al-Aqsa, Sebut Itu Rusak Upaya Damai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Maroko pada Sabtu (16/4/2022) mengutuk serangan Israel di masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Negara itu mengatakan, eskalasi tersebut dapat merusak upaya perdamaian.
"Serangan terang-terangan dan provokasi sistematis selama bulan suci Ramadan ... akan memicu kebencian dan ekstremisme dan merusak peluang untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di kawasan itu," kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Maroko dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
Baca Juga: Dai Indonesia Kecam Penyerangan Tentara Israel ke Masjid Al-Aqsa
1. Maroko minta PBB turun tangan
Lebih lanjut, Kemlu Maroko mengundang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional untuk turun tangan. Negara itu mendesak agar kekerasan terhadap warga Palestina dan tempat sucinya segera diakhiri.
Kecaman itu juga telah dilaporkan langsung ke otoritas dan perwakilan Israel di Rabat, di bawah instruksi Raja Mohamed VI, dilansir Morocco World News.
Baca Juga: MUI Sebut Kekerasan Aparat Israel di Masji Al Aqsa Memalukan
2. Serangan di Al-Aqsa
Editor’s picks
Pasukan Israel menyerbu masjid Al-Aqsa selama salat subuh pada Jumat (15/4/2022) menggunakan gas air mata dan peluru karet. Menurut warga Palestina, serangan itu tidak beralasan.
Serangan itu menyebabkan lebih dari 150 orang terluka dan ratusan lainnya ditangkap oleh petugas Israel. Beberapa negara Arab dan organisasi regional mengutuk serangan tersebut.
“Sekitar 50 ribu jemaah melakukan salat Jumat kedua Ramadan di Al Aqsa, terlepas dari serangan buruk pendudukan Israel,” cuit Saad Eddine El Othmani, Mantan perdana menteri Maroko.
Maroko, yang rajanya memimpin Komite Al Quds di Organisasi Kerjasama Islam (OKI), telah menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada Desember 2020.
Baca Juga: Indonesia Kecam Keras Serangan Israel di Masjid Al Aqsa
3. Israel akan gunakan kekerasan jika situasi memburuk
Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, turut berkomentar atas kasus tersebut. Menurutnya, penggunaan kekerasan oleh Israel di Al Aqsa tidak dapat dibiarkan begitu saja.
Sementara itu, perdana menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pihaknya berusaha memulihkan ketenangan di Yerusalem dan seluruh Israel. Namun, akan menggunakan kekerasan jika situasinya memburuk.
"Kami sedang mempersiapkan skenario apa pun dan pasukan keamanan siap untuk tugas apa pun," kata Bennett, dilansir Al Jazeera.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.