Bahaya! Pengembangan Nuklir Iran dalam Kondisi Ekstrem

Iran bisa buat senjata nuklir dalam waktu seminggu

Jakarta, IDN Times – Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Institute of Science and International Security (ISIS) mengungkap bahwa pengembangan nuklir Iran kian mencapai fase puncak. Tingkat ancaman disebut mencapai bahaya ekstrem dan jadi yang paling tertinggi sejak tahun 1990-an.

”Sejak tahun 2022, waktu 'breakout' Iran adalah nol. Artinya, Iran memiliki lebih dari cuku uranium yang diperkaya tinggi (HEU) untuk langsung membuat bahan peledak nuklir,” ungkap laporan ISIS tersebut, dilansir Jerussalem Post, Selasa (6/2/2024).

Uranium sendiri bukan satu-satunya komponen yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir. Namun sejauh ini, komponen tersebut merupakan yang paling sulit didapat.

“Jika Iran ingin lebih memperkaya 60 persen uraniumnya yang telah diperkaya hingga 90 persen uranium tingkat senjata (WGU). Iran bisa melakukannya dengan cepat,” kata laporan itu.  

Baca Juga: CIA Tuduh Iran Jadi Dalang di Balik Kekacauan Timur Tengah

1. Membuat senjata nuklir

Bahaya! Pengembangan Nuklir Iran dalam Kondisi EkstremIlustrasi senjata nuklir (Pixabay.com/StockSnap)

Dengan kemampuan Iran yang dapat memperkaya 60 persen uraniumnya, Iran disebut mampu membuat senjata nuklir hanya dalam waktu satu minggu.

“Iran dapat memproduksi uranium yang diperkaya dengan tingkat senjata yang cukup untuk dijadikan senjata nuklir dalam waktu seminggu. Hanya dengan menggunakan sebagian kecil dari 60 persen uranium yang diperkayanya,” kata laporan itu.

Selain itu, dengan menggunakan sisa persediaan uranium yang diperkaya, negara tersebut memiliki cukup uranium untuk membuat enam senjata dalam satu bulan, dan setelah lima bulan memproduksi uranium tingkat senjata, negara tersebut dapat memiliki cukup untuk dua belas senjata.

2. Membangun reaktor nuklir baru

Bahaya! Pengembangan Nuklir Iran dalam Kondisi EkstremRudal di situs rudal bawah tanah Garda Revolusi Iran di lokasi yang dirahasiakan. Foto diperoleh pada Jumat (8/1/2021). ANTARA FOTO/IRGC/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS/rwa.

Pada Senin, Iran mengatakan pihaknya telah mulai membangun reaktor riset nuklir baru di Isfahan. Pembangunan itu dilakukan beberapa hari setelah Teheran mengumumkan akan membangun kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir di selatan.

“Hari ini, proses penuangan beton untuk pondasi reaktor dimulai di lokasi Isfahan,” kata kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, dilansir VOA.

Pusat penelitian nuklir Isfahan di Iran tengah sudah memiliki tiga reaktor. Reaktor riset baru berkekuatan 10 megawatt sedang dibangun untuk menciptakan sumber neutron yang kuat.

Proyek ini akan memiliki beragam kegunaan, termasuk uji bahan bakar dan bahan nuklir serta produksi radioisotop industri dan radiofarmasi.

Baca Juga: WANSUS: Iran Jawab soal Konflik Palestina dan Tuduhan Barat 

3. Iran bantah kembangkan senjata nuklir

Bahaya! Pengembangan Nuklir Iran dalam Kondisi EkstremIlustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Iran telah berulang kali membantah upaya untuk mengembangkan senjata nuklir sebagaimana tuduhan pihak Barat. Teheran bersikeras bahwa aktivitasnya sepenuhnya untuk tujuan damai.

Dilansir Iran International, para pejabat Barat khawatir Iran yang memiliki senjata nuklir dapat mengancam Israel, produsen minyak Teluk Arab, dan memicu perlombaan senjata regional.

Pada 2018, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir Iran 2015. Pihak Barat menjatuhi sanksi ekonomi terhadap Iran imbas tuduhan meningkatnya aktivitas nuklir tersebut.

Baca Juga: Iran Bangun Reaktor Nuklir Baru di Isfahan, Klaim untuk Riset

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya