Pria Mesir Ini Hilang Usai Peringati Revolusi 2011 di Facebook 

Penghilangan paksa sering terjadi di Mesir  

Jakarta, IDN Times – Seorang pria asal Mesir dinyatakan hilang usai ditangkap karena mengunggah peringatakan revolusi pro-demokrasi 2011 di Facebook, dilaporkan Middle East Eye, Kamis (3/2/2022).

Aktivis dan kerabatnya mengatakan, Haitham El-Banna ditahan di rumahnya dan sejak saat itu dia tidak lagi menjalin komunikasi. 

Kelompok hak asasi manusia telah mendapati ribuan kasus penghilangan paksa di Mesir dalam beberapa tahun terakhir. Para tahanan hilang selama lebih dari 24 jam setelah penangkapan mereka.  

1. Keluarga Haitham belum tau pasti motif utamanya

Kerabat dan keluarga terdekat belum mengetahui secara pasti alasan hilangnya Haitham setelah ditahan di rumahnya.

Saudara perempuannya, Shaimaa, hanya menduga-duga bahwa itu terkait dengan unggahan Facebook yang memperingati 11 tahun revolusi 2011, yang diunggah pada 25 Januari lalu.

"Haitham tidak pernah menyakiti siapa pun. Dia adalah orang yang paling baik dan paling berani di dunia, sangat damai dan suka berbuat baik untuk orang lebih dari dia mencintai dirinya sendiri," kata Shaimaa El-Banna.

Baca Juga: Mesir: Parade Mesir Kuno Meriah Akan Kembali Digelar

2. Penghilangan paksa sudah sering terjadi di Mesir 

Pria Mesir Ini Hilang Usai Peringati Revolusi 2011 di Facebook Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi (twitter.com/Abdelfattah Elsisi)

Menurut kelompok hak asasi lokal dan internasional, penghilangan paksa telah menjadi praktik sistematis sejak Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi memimpin kudeta terhadap pendahulunya yang terpilih secara demokratis, yaitu Mohamed Morsi pada 2013.

Banyak dari korbannya yang menghilang selama berhari-hari, bahkan hingga bertahun-tahun. Di antara yang hilang adalah aktivis dan mantan anggota parlemen Mostafa al-Naggar, yang telah hilang sejak September 2018.

Ahmed Amasha, aktivis yang menentang tindakan tersebut turut menghilang. Amasha sendiri menjadi korban sebanyak dua kali pada tahun 2017 dan 2020, dan menjadi sasaran penyiksaan selama periode tersebut.

3. Sekilas terkait revolusi 2011 

Pria Mesir Ini Hilang Usai Peringati Revolusi 2011 di Facebook Ilustrasi Revolusi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir Britannica, Revolusi 2011 Mesir merupakan sebuah momen di mana rakyat berusaha menjatuhkan rezim di bawah kepemimpinan Hosni Mubarak. Revolusi awalnya mulai pecah di Tunisia dan berdampak pada beberapa negara Teluk lainnya. Revolusi itu dikenal juga sebagai Arab Spring.

Revolusi dipicu oleh ketidakpuasan rakyat terhadap penguasa terkait masalah kemiskinan, korupsi, dan penindasan secara politik. Di Mesir, revolusi diorganisir oleh kelompok pemuda.

Para demonstran menuntut agar Mubarak turun dari jabatannya dan memberikan kesempatan untuk mengadakan pemilihan secara demokratis. Alih-alih mundur, Mubarak malah berusaha melawan demonstran yang berakibat pada kematian dan luka-luka.

Mubarak juga berupaya membujuk demonstran agar tenang dan berjanji akan mundur setelah menyelesaikan masa jabatannya. Namun, hal itu tidak meredam tuntutan demonstran.

Mubarak pada akhirnya mengundurkan diri usai demonstrasi selama tiga minggu tanpa henti. Dia memberikan kendali negara itu kepada militer.

Baca Juga: Hosni Mubarak, Presiden Mesir 3 Dekade Lengser karena Didemo Massa 

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya