Profil Yoon Suk Yeol, Presiden Baru Korea Selatan yang Mantan Jaksa

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dinyatakan sebagai tersangka dalam penyelidikan lintas lembaga, usai menerapkan status darurat militer pada beberapa pekan lalu.
Lantas, siapa sebenarnya Yoon Suk Yeol? Berikut rekam jejak presiden Korea Selatan yang telah ditangkap tersebut.
1. Pendidikan dan kehidupan awal

Dilansir Xinhua, Yoon lahir pada 18 Desember 1960 di Seoul. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Orang tuanya bekerja sebagai tenaga pendidik, di mana keduanya adalah professor universitas di negara tersebut.
Pada 1979, Yoon lulus dari Sekolah Menengah Chungam di Seoul dan kemudian melanjutkan kuliah ke Seoul National University dengan jurusan hukum. Awalnya, dia ingin kuliah di jurusan ekonomi, namun ayahnya menyarankan untuk berkuliah hukum dengan pertimbangan akan mempelajari hukum ekonomi.
Dia lulus dari universitas tersebut pada 1983 dan melanjutkan pendidikan masternya hingga 1988. Setelah lulus, dia memulai kariernya menjadi seorang pengacara.
2. Mengawali karier menjadi pengacara

Dilansir The Korea Herald, Yoon lulus menjadi seorang pengacara pada 1991 setelah mengikuti ujian sebanyak sembilan kali di negara bagian ke-33. Tiga tahun kemudian, dia menyelesaikan kursus di Lembaga Penelitian & Pelatihan Yudisial.
Pada 1994, Yoon memuali karirnya sebagai jaksa penuntut umum di kantor kejaksaan di Daegu, Seoul, dan Busan. Dia sempat bekerja kembali sebagai pengacara pada 2002 namun kembali ke kantor kejaksaan setahun setelahnya.
Yoon diangkat menjadi kepala jaksa cabang Nonsan di bawah Kantor Kejaksaan Distrik Daejeon pada 2008, lalu pada 2009 dia bekerja di Kejaksaan Agung.
Pada 2013, Yoon menyelidiki kasus politik dan taipan bisnis. Yoon diturunkan pangkatnya kala itu ketika dia memimpin tim investigasi khusus untuk menyelidiki keterlibatan Badan Intelijen Nasional dalam skandal manipulasi opini publik.
3. Pemakzulan Presiden Park Geun Hye

Pada 2014, dia mulai bekerja di kantor kejaksaan tinggi Daegu dan Daejeon. Dia menjadi kepala tim investigasi dari penasihat independen, yang menyelidiki skandal korupsi yang melibatkan mantan Presiden Park Geun Hye dan orang kepercayaannya, Choi Soon-sil. Penyelidikan tersebut menyebabkan pemakzulan Park pada Maret 2017.
Dua bulan kemudian, presiden Korea Selatan yang baru terpilih yakni Moon Jae In, menunjuk Yoon sebagai kepala Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul. Memandang Yoon bekerja dengan baik, dia kemudian melanjutkan dengan mengangkatnya sebagai jaksa agung pada Juli 2019.
Namun, tak lama berselang, hubungan keduanya malah memburuk. Yoon kerap berselisih dengan pemerintahan Moon Jae In. Perselisihannya itu berakhir dengan keputusan Yoon untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
4. Mencalonkan diri menjadi presiden

Setelah mengundurkan diri, dia memilih bergabung dengan Partai Kekuatan Rakyat pada Juni 2021. Bergabungnya dia kemudian bersamaan dengan keinginannya untuk maju dalam pemilihan presiden Korea Selatan.
Yoon secara resmi terdaftar sebagai calon presiden pada November 2021 dan berhasil memenangkan pemilihan yang diselenggarakan bulan ini.
Dalam kampanyenya, dia telah berjanji untuk memberantas korupsi, mendorong keadilan dan menciptakan ekonomi yang lebih setara. Tidak hanya itu, dia juga akan bersikap lebih keras terhadap dua tetangganya di kawasan yakni China dan Korea Utara.
Kepeminpinan Yoon akan dihadapkan pada tantangan dalam menyatukan negara berpenduduk 52 juta jiwa itu yang terpecah akibat perbedaan gender dan generasi, peningkatan ketidaksetaraan, dan lonjakan harga properti.
"Harga real estat, kebijakan perumahan, pekerjaan, dan kebijakan pajak akan menjadi agenda domestiknya," kata Duyeon Kim, pakar Center for a New American Security yang berbasis di Seoul, mengutip Reuters.
Lebih lanjut, Yoon perlu memulihkan kepercayaan publik pada institusi Korea dan kemungkinan akan melakukan "pembersihan rumah" secara besar-besaran dengan menindaklanjuti janji kampanye untuk menyelidiki korupsi pada pemerintahan Moon.