Mantan Jaksa Yoon Suk Yeol Terpilih sebagai Presiden Korea Selatan

Jakarta, IDN Times – Yoon Suk-yeol, mantan jaksa yang diusung kelompok oposisi, terpilih sebagai presiden baru Korea Selatan. Dia berhasil mengalahkan lawannya, Lee Jae-myung, yang diusung oleh partai penguasa.
Dengan lebih dari 98 persen surat suara yang telah dihitung, Yoon telah mengantongi 48,6 persen suara, unggul tipis dari Lee yang memperoleh 47,8 persen suara.
“Ini adalah kemenangan bagi rakyat. Kompetisi telah berakhir, ini saatnya untuk bersatu dan bergandengan tangan,” kata Yoon pada pidato kemenangannya, dikutip dari Al Jazeera.
1. Janji Yoon pada pidato pertamanya

Yoon akan mulai berkantor di Gedung Biru pada Mei dan bekerja sebagai pemimpin negara dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia.
Dia berjanji untuk menempatkan rekonsiliasi nasional sebagai agenda utama, dan memperlakukan seluruh rakyat secara adil tanpa membedakan latar sosial-ekonominya.
"Saya akan memperhatikan mata pencaharian orang-orang, memberikan layanan kesejahteraan kepada yang membutuhkan, dan bekerja secara maksimal,” ujar dia.
2. Yoon diuntungkan dengan sentimen antipemerintah yang sedang tinggi

Perjalanan Yoon untuk memenangkan jabatan tertinggi di Korea Selatan tidaklah mudah. Bahkan, periode kampanye yang dilewati Yoon tercatat sebagai salah satu kampanye paling jahat dalam sejarah politik modern Korea Selatan.
Para kritikus menilai, baik Yoon atau Lee, tidak menyajikan strategi yang jelas untuk menghadapi ancaman Korea Utara. Mereka juga skeptis tentang bagaimana para kandidat menangani hubungan internasional di tengah persaingan Amerika Serikat dan China.
Keduanya juga dikritik karena dianggap tidak memiliki roadmap konkret untuk mengeluarkan Korea Selatan dari krisis ekonomi dan kesenjangan sosial yang semakin melebar.
Terlepas dari segala kekurangannya, Yoon diuntungkan pada pemilu kali ini karena sentimen antipemerintah yang semakin tinggi di bawah kepemimpinan Presiden Moon Jae-in.
"Yoon terpilih bukan karena dia dianggap mumpuni, tapi karena publik tidak puas dengan pemerintahan Moon. Sebagai presiden, dia harus menjawab kritik yang diarahkan kepada Moon. Dia harus mengambil pemerintahan dengan tanggung jawab yang besar, untuk menciptakan masyarakat yang adil,” kata Lee Seong-hyon, rekan peneliti di Universitas Harvard, dikutip dari The Straits Times.
3. Untuk pertama kalinya partai berkuasa gagal memenangkan periode kedua

Lelaki berusia 61 tahun itu tercatat sebagai mantan jaksa pertama yang terpilih sebagai Presiden Korea Selatan. Yoon tidak memiliki pengalaman politik sebelumnya.
Yoon pertama kali mendapat sorotan publik pada 2016, ketika dia menyelidiki kasus korupsi yang melibatkan mantan Presiden Park Geun-hye. Sejak saat itu, Yoon selalu menyuarakan tentang perlunya perubahan rezim.
Kemenangan Yoon menjadi catatan menarik, bahwa untuk pertama kalinya partai berkuasa di Korea Selatan gagal memenangkan periode keduanya. Konstitusi Korea Selatan membatasi presiden hanya boleh menjabat lima tahun, yang berarti Moon Jae-in tidak boleh mencalonkan diri untuk periode keduanya.