Rusia: Liga Arab dan OKI Harus Jadi Inisiator Kemerdekaan Palestina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan Liga Arab harus menjadi inisiator atas berdirinya negara Palestina. Namun, hal itu juga harus diperkuat oleh politik internal Palestina yang kuat dan bersatu.
“Mereka sendiri perlu menentukan prinsip mana yang akan menjadi dasar pemulihan persatuan rakyat mereka,” kata Lavrov, dilansir Al Jazeera, Kamis (25/1/2024).
Pembentukan negara Palestina merdeka kembali menguat yang dianggap menjadi solusi atas konflik yang sedang terjadi di Gaza. Beberapa pihak menilai, pembentukan ini akan mengakhiri sengketa di antara keduanya, dengan mengacu pada perbatasan 1967.
1. Hilangnya Mediator Timur Tengah
Upaya pembentukan negara Palestina, kata Lavrov, harus dilakukan dengan jalan negosiasi. Sayangnya, ia meragukan hal tersebut lantaran negosiator Timur Tengah yang dikenal dengan Kuartet Mediator sudah tidak ada lagi.
Kuartet ini mencakup Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, PBB, dan Rusia. Keberpihakan AS terhadap Israel menjadi alasan Rusia menganggap kuartet ini tidak lagi berlaku.
Lavrov menyalahkan AS karena menggagalkan upayanya dan bersikeras bahwa AS dapat menangani mediasi sendirian.
Baca Juga: Menlu Retno Walk Out Saat Dubes Israel Bicara di DK PBB
Editor’s picks
2. Peran pihak lain turut dibutuhkan
Lavrov menegaskan, negara-negara regional yang dipimpin Liga Arab harus mengambil inisiatif untuk membentuk mekanisme mediasi. Idealnya yang perlu dipersiapkan adalah konferensi internasional mengenai masalah Palestina untuk bergerak menuju solusi dua negara.
Selain itu, negara maupun organisasi lain turut dibutuhkan dalam mewujudkan Palestina merdeka. Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) turut mendorong kemerdekaan Palestina dan perlu upaya negosiasi lebih lanjut.
3. Gaza hampir hancur total
Perang telah berlangsung selama 3 bulan dan belum ada tanda-tanda gencatan senjata. Dalam pemberitaan Middle East Eye, pada Kamis sebanyak 40 persen bangunan di wilayah perbatasan Palestina kini hancur total dirobohkan Israel.
Kebanyakan lahan pertanian berubah menjadi zona tempur kedua pihak. Sementara itu, jumlah korban terus meningkat akibat pengeboman yang terus berlanjut.
Laporan sementara menyebut bahwa leboh dari 25 ribu penduduk Gaza tewas, sementara 63 ribu lebih lainnya luka-luka. Mayoritas korban merupakan perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Putusan ICJ terkait Konflik Israel-Hamas Akan Diumumkan Besok
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.