[OPINI] Mengenal Berbagai Ideologi dari Cara Mereka Membagi Sawah
Dari perbandingan ideologi ini dalam menuntaskan masalah ekonomi, mana yang lebih adil menurutmu?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masalah pokok ekonomi di Indonesia, bahkan di dunia adalah soal kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Lalu para pemikir di dunia pun berlomba-lomba menciptakan gagasan sebagai solusi, akhirnya muncullah ideologi. Sayangnya, para pemikir tersebut tidak satu pemahaman dalam merumuskan solusinya, maka berkembanglah berbagai macam cara pandang yang disebut aliran, di bawah fondasi ideologi yang berbeda-beda.
Masing-masing ideologi merasa sudut pandangnyalah yang paling benar. Tak bisa dipungkiri bahwa antar ideologi cenderung saling bertentangan. Para penganutnya bahkan rela membunuh untuk saling meniadakan. Hasilnya, perang dunia menjadi saksi sejarah tentang pergesekan idelogi dan berlanjut hingga sekarang dengan sebutan perang pemikiran. Ideologi mana pun itu, semua beranggapan bahwa tujuannya adalah untuk menyejahterakan rakyat.
Bila kemiskinan dan ketimpangan pendapatan dapat dipecahkan dengan sebuah ideologi, mari kita lihat idoelogi mana yang paling benar. Saya menganalogikannya secara sederhana dengan beberapa variabel; diri saya sendiri, sawah, beras, dan pemerintah.
1. Liberal: Dua hektar sawah, satu hektarnya saya jual kepada orang lain.
Ada yang salah dari liberalis? Tindakannya sudah benar, ia berhak menjual sawahnya kepada orang lain, mengingat sawah tersebut adalah hasil dari jerih payahnya sendiri. Namun, liberalis menjadi mahkluk yang individualistik. Akhirnya ia lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang orang lain.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.